Celandine ✓
  • Reads 34,406
  • Votes 4,077
  • Parts 55
  • Reads 34,406
  • Votes 4,077
  • Parts 55
Complete, First published Jan 31, 2019
[Riddle × Teenfiction]

Sejak hari terjadinya 'insiden kecil' di kantin saat itu, Beryl mendapat banyak teror aneh. Kertas clue yang selalu muncul tiba-tiba, bahkan di tempat yang tak terduga. Beberapa kali benda-benda aneh juga dikirim padanya. 

'Pengirim itu' ingin Beryl bisa menyelesaikan semua clue dalam waktu satu bulan dihitung dari clue pertama. 

Di sisi lain, karena teror itu pula lah yang membuatnya jadi tinggal satu atap dengan dua cowok bersaudara yang tak ia kenal. Beryl hanya berharap segera menyelesaikan clue dan menahan diri untuk tak jatuh hati. Ia belum siap kalau harus merapikan hatinya yang mungkin akan hancur lagi. 

Lalu, apa maksud dari pengirim teror itu sebenarnya? Dan siapa pengirimnya? Seseorang di sekitarnya? Atau orang yang tak pernah ia duga?

_____________

tahun publish : 2019

[15+]
Bijaklah dalam membaca.
Notes : 
-> ambil baiknya, buang buruknya.
-> tidak semua hal diungkap di cerita ini, jadi masih banyak teori" konspirasi yang bisa kalian duga sendiri.
-> ketidaksesuaian beryl yang berhijab dengan beryl di cover mohon dimaklumi karena cerita ini telah direvisi.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Celandine ✓ to your library and receive updates
or
#40goals
Content Guidelines
You may also like
O7X  by fandini03
44 parts Complete
"KELUAR!!"teriak Ezra memasuki toilet perempuan. "Semuanya KELUAR bangsat!!" Satu persatu bilik kamar mandi ia dobrak. Memastikan tidak ada orang yang tersisa. Perempuan berkacamata itu berjalan mundur, mendapati mimik wajah Ezra yang begitu emosi. "Berani ya lo maen-maen sama gue!" Ancamnya. Tubuh Nasya menabrak dinding ujung toilet. Gadis kelas X itu tak tahu apa yang direncanakan kaka kelas songongnya itu. "Lo kan yang ngirim teror SMS kampungan kaya gini?" tunjuk Ezra memperlihatkan ponsel miliknya. Seringai senyum licik terukir dibibir tipis milik gadis berambut hitam seleher. Tangan kanannya membenarkan letak kacamata yang sempat miring. Aaaa Teriakanya tertahan. Ezra mencekik leher Nasya dengan perlahan. Berharap gadis itu segera memohon dan mengakui perbuatannya. "Gue buka cewe pengecut yang maennya sembunyi-sembunyi, sorry bukan kelas gue" "CATAT!! ini kedua kalinya lo buka kartu buat gue, thanks" ucap Nasya dengan suara tertahan. Persetan dengan anak ingusan ini mampu mempermainkan emosi Ezra begitu cepat. Darah tingginya naik sangat pesat. Cekikannya Ezra pererat. Tangan kirinya bersiap untuk memukul gadis ambis didepannya. Beberapa inci lagi tangannya bisa menyentuh kepala gadis itu. "BUKAN DIA PELAKUNYA!!" teriak seseorang yang menerobos masuk. __________***_______ Rank # 1 in misteri ( 41,5 k) 6 Mei 2022 # 1 in teka teki ( 5,6 k) 7 Mei 2022 # 12 in love (258 k) 8 Mei 2022 # 1 in penerbitakad (829) 3 Juni 2022 # 7 teenfic (155 k) 14 Juni 2022 🔔toxic no sensor, LGBT, seksual Content, kekerasan fisik.
You may also like
Slide 1 of 10
Entwined by fate || BXB cover
O7X  cover
AUTOPHILE  cover
AGASKA  cover
Who Is This cover
Sorry, Brothers. cover
REVALESHA [TERSEDIA DI GRAMEDIA] cover
LEESHIA  cover
GARAEL: Something Lost cover
Gangster at School [Telah Terbit] cover

Entwined by fate || BXB

13 parts Ongoing

"Haha... lucu," gumam Rei, masih dengan mata terpejam. "Sangat lucu." Demian menoleh, diam. "Jadi ternyata benar. Kau memang gila, Demian. Tapi aku tak menyangka... segila itu." Nada suaranya tajam, bergetar oleh luka yang belum sempat mengering. Demian menatapnya dingin. "Itu hukuman. Karena kau berani melawan." Rei tertawa pelan, getir. "Hukuman? Kau kira setelah ini aku akan patuh padamu? Tidak, Demian. Tidak akan pernah!" suaranya meninggi, gemetar oleh amarah dan rasa muak. "Jaga ucapanmu, Rei," balas Demian tajam. "Jangan buat aku harus mematahkan kaki yang satunya lagi." Lalu ia berbalik dan pergi, meninggalkan ruangan dengan langkah tenang namun penuh ancaman. Rei terdiam. Ia mengangkat lengannya, menutup wajahnya-dan tertawa lagi, tawa yang berubah menjadi isakan. "Apa... kakiku dipatahkan?" batinnya lirih. Air mata mengalir diam-diam di sela lengan yang menutupi wajahnya. Tapi bukan hanya soal kakinya, semua yang terjadi semalam, membuat harga diri nya hilang. semua emosi berkumpul di dada dan menghantamnya sekaligus.