Teo menatap Anne sejenak, lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesuatu. "Coklat?" Tanya Anne heran. Teo mengulurkan coklat itu ke arah Anne. "Ini bakso," ucapnya datar. "Makasih Mas, baksonya." Ucap Anne menerima coklat itu. Teo menyentil kening Anne. "Perlu periksa mata lo!" "Apaan mata gue normal. Otak lo tu yang perlu dikucek!" "Lo pikir otak gue cucian?" Teo mendengus. Anne mengangkat bahu, "Bisa jadi." Jawabnya. "Kata orang, coklat itu simbol kasih sayang." Ujar Teo pelan menatap Anne. Anne mengernyit, "Kata orang? Bukan kata lo sendiri gitu?" "Banyak yang bilang gitu maksud gue, gue sih percaya juga." Anne manggut-manggut. "Syukurlah, berarti lo juga orang!" Teo menyentil kening Anne untuk kedua kalinya. Gadis didepannya ini selalu tidak mengerti poin utama setiap pembicaraan. "Lo kasar banget sih!" Dengus Anne mengusap keningnya. Teo menahan senyum, "Itu bukan kasar. Tapi gemas, bego." Ucapnya tersenyum simpul. Anne memutar bola mata mendengarnya. "Gue mau ke kantin. Makasih buat coklat yang lo bilang bakso ini!" Kekehnya. Teo hendak menyentil lagi kening Anne. "Jangan kasarin gue, badak!" Teriak Anne yang sudah mengacir pergi. Teo terkekeh pelan mendengarnya, tatapannya tak lepas menatap Anne yang sudah menjauh. ..... -Terlalu Gengsi- Start : 09 Februari 2019All Rights Reserved
1 part