Story cover for S K A L A by gatha_rvln
S K A L A
  • WpView
    Reads 275
  • WpVote
    Votes 53
  • WpPart
    Parts 13
  • WpView
    Reads 275
  • WpVote
    Votes 53
  • WpPart
    Parts 13
Ongoing, First published Feb 04, 2019
"Skala adalah perbandingan antara jarak gambar dengan jarak sebenarnya. Aku rasa begitulah cara semesta mengilustrasikan kita, Tuan. Rasa kita seperti skala. Jaraknya jauh dari delusi dengan yang nyata" -Karanta Nadin

. . . 

"Kau tau, So? Bapak pernah berkata, kalau laut ini akan mati beserta penduduk bumi. Aku hanya sedikit tidak berani." Ujar Nadin. 

"Nadin, percayalah. Aku akan menjemputmu, sebelum semesta merebutnya terlebih dahulu." Jawab Sorai. 

"Ada janji?" Tanya Nadin sedikit ragu. Namun Sorai hanya diam, entah memberi jeda atau tak tau harus menjawab apa.

Hanya kisah tentang cinta dan bumi.
All Rights Reserved
Sign up to add S K A L A to your library and receive updates
or
#97skala
Content Guidelines
You may also like
NOESIS  by Reisen_San
10 parts Ongoing
Setiap pagi dimulai dengan nada yang sama. Nada yang tidak asing, tapi juga tak pernah benar-benar diingat. Seperti dengung lembut yang tumbuh dari dinding, atau bisikan yang terlalu sopan untuk membangunkan siapa pun. Anak-anak terbangun perlahan. Mereka tahu kapan harus duduk, kapan harus tersenyum, dan kapan harus mengatakan "terima kasih" pada sesuatu yang tidak pernah mereka lihat. Langit tak pernah berubah. Lantai tak pernah berdebu. Hari-hari disusun rapi seperti barisan seprai yang terlipat. Tidak ada yang jatuh. Tidak ada yang hilang. Kecuali... sesuatu yang tidak pernah disebut. Di antara semua yang seragam, ada satu yang tidak persis cocok. Seorang anak perempuan yang terlalu tenang, terlalu sering diam di tengah keramaian, dan matanya-selalu mencari sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Serene. Ia menulis hal-hal kecil di balik kertas tugas. Hal-hal yang tidak pernah diajarkan, dan tidak boleh ditanyakan. Ia mencatat kapan musik terasa sedikit lebih sendu, kapan suara langkah di lorong tidak cocok dengan jumlah kaki. Orang bilang Serene hanya anak yang suka berpikir. Anak yang tidak pernah nakal, tidak pernah melawan. Tapi mereka tidak tahu... diam itu kadang bukan berarti lupa, melainkan mengingat terlalu banyak. Dan pagi-pagi di tempat ini, yang seharusnya hangat dan tenang, perlahan mulai terdengar berbeda- bukan karena ada suara baru, tapi karena seseorang mulai benar-benar mendengarkan. *Update setiap jumat * *Aku butuh sebuah 🌟 agar mereka yang tak terlihat tidak mendekat *
TIME will TELL {On Going} by bLuE096r
13 parts Ongoing
"Selamat Tinggal." Itulah ucapan terakhir yang ia dengar sebelum sebuah benda pipih dan tajam menikam jantungnya. Mata berwarna jingga layaknya api yang berkobar itu menatap kearah sang pelaku yang menatapnya dengan tatapan kosong. "Sialan kau...seandainya saja...kau tidak pernah dilahirkan dan fakta bahwa kau adalah adikku..." "Kiamat ini tidak akan pernah terjadi." Pedang yang ada di tubuhnya ditarik keluar membuatnya tersungkur di lumpur yang sudah digenangi oleh darahnya sendiri. Melihat bahwa lawannya sudah lumpuh si 'adik' itu pun pergi meninggalkan si 'kakak' menghembuskan napasnya untuk terakhir kalinya. ■□■□■□■□ Mata jingga itu terbuka lagi, kini di depannya ada sebuah jam besar yang jarum jamnya tidak berdetak sama sekali. "Apa yang akan kau pilih, nak? Menyerah dan mati disini atau mengulang kembali waktu yang telah kau sia-siakan?" "Kembalikan aku agar aku bisa menebus kesalahanku yang dulu." "Senang mendengarnya~" □■□■□■□■ Apakah anak itu bisa melakukan perjalanannya? Rintangan apa yang akan ia lalui selama melakukannya? Hanya waktu yang akan menjelaskannya nanti. ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| Karakter di cerita ini milik @Monsta. Dan video+gambar yang aku cantum bukan milikku. Aku hanya meminjamnya. Maaf jika ada kesalahan kata atau kekurangan. Silahkan berikan kritik dan saran untuk membantu meningkatkan kualitas novel ini. ♡Selamat Membaca♡
Dear... Nadin From *Anonymously*[Selesai√] by Mulfilubis_07
12 parts Complete Mature
Dear... Nadin(Bidadariku) "sungguh ironis padahal ramai kota ini, rindu yang menjelma menjadi fatamorgana. terbayang manis senyummu yang jauh di sana... Jika siang tak kau dapati mentari cerah, sebab awan mendung jadi penghalang. Jika malam ini tak kau dapati terang nya rembulan malam, sebab dirimu tak ada di sampingku... Ini adalah surat terakhir yang kan kau dapati, tak ada lagi surat yang akan menghampiri, sebab dirimu telah termiliki... walau pun begitu, aku tetap mencintai mu, mengagumi mu, di dalam diamku, karena di hati dan di mataku cuma ada kamu, wahai bidadariku... maaf aku tak berani memperlihatkan diri, karena diriku bukan lah lelaki sejati, yang berani mengungkap diri demi wanita yang di cintai... aku hanyalah manusia yang lemah yang ingin di cintai, bukan dari pandangan atas sampai bawah, tapi dari hati ke hati... Do'a ku untuk mu semoga pilihanmu adalah pilihan terbaik untukmu, jangan fikirkan aku, berbahagialah dengannya. From. *Anonymously* (Nadin membaca surat tersebut, hingga meneteskan air mata, dan bertanya-tanya, siapa kah lelaki ini) "Kadang Cinta tak harus memiliki, apa yang kita inginkan Belum tentu harus kita dapatkan, cinta dalam diam lah yang menjadi pilihanku, bukan tak mau tuk mengungkapkan, tapi sudah tidak ada kesempatan tuk diungkapkan, karena dia sudah termiliki. Ya sudahlah semoga rasa sakit dan rindu ini menjadi suatu kenikmatan yang kurasakan. Mungkin, sampai detik ini kamu pasti masih bertanya-tanya siapa lelaki yang mengirimkan surat kepadamu, siapa "anonymously" itu,yang menuliskan kata-kata syair bersajak yang menggambarkan keindahan dirimu,memberikan semangat di dalam setiap awal hari mu, tapi tenanglah kamu tidak akan menemukannya, walaupun aku berkata jujur kepadamu percuma saja kamu tak akan percaya, dan itu tak akan merubah keadaan. ( isi fikiran Reza yang sedang berdiri menghadap pantai, dan menatap langit senja) Bagaimana kisah cinta reza si anonymously? cekidot... 😁😁😁😁
You may also like
Slide 1 of 9
NOESIS  cover
Little Sister [Boboiboy Elemental] cover
TIME will TELL {On Going} cover
Maaf' (Revisi) cover
ALONE cover
I WILL GET MY HAPPINESS [COMPLETE] cover
Langit Dan Bumi. cover
Dinda Anastasya [✔️] cover
Dear... Nadin From *Anonymously*[Selesai√] cover

NOESIS

10 parts Ongoing

Setiap pagi dimulai dengan nada yang sama. Nada yang tidak asing, tapi juga tak pernah benar-benar diingat. Seperti dengung lembut yang tumbuh dari dinding, atau bisikan yang terlalu sopan untuk membangunkan siapa pun. Anak-anak terbangun perlahan. Mereka tahu kapan harus duduk, kapan harus tersenyum, dan kapan harus mengatakan "terima kasih" pada sesuatu yang tidak pernah mereka lihat. Langit tak pernah berubah. Lantai tak pernah berdebu. Hari-hari disusun rapi seperti barisan seprai yang terlipat. Tidak ada yang jatuh. Tidak ada yang hilang. Kecuali... sesuatu yang tidak pernah disebut. Di antara semua yang seragam, ada satu yang tidak persis cocok. Seorang anak perempuan yang terlalu tenang, terlalu sering diam di tengah keramaian, dan matanya-selalu mencari sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Serene. Ia menulis hal-hal kecil di balik kertas tugas. Hal-hal yang tidak pernah diajarkan, dan tidak boleh ditanyakan. Ia mencatat kapan musik terasa sedikit lebih sendu, kapan suara langkah di lorong tidak cocok dengan jumlah kaki. Orang bilang Serene hanya anak yang suka berpikir. Anak yang tidak pernah nakal, tidak pernah melawan. Tapi mereka tidak tahu... diam itu kadang bukan berarti lupa, melainkan mengingat terlalu banyak. Dan pagi-pagi di tempat ini, yang seharusnya hangat dan tenang, perlahan mulai terdengar berbeda- bukan karena ada suara baru, tapi karena seseorang mulai benar-benar mendengarkan. *Update setiap jumat * *Aku butuh sebuah 🌟 agar mereka yang tak terlihat tidak mendekat *