Semesta. Ruang lingkup yang penuh dengan pemeran atas berbagai cerita, alur kehidupan yang bermacam-macam dengan segala persoalan oleh jiwa yang memerankannya. Sedangkan pada tiap kepala memiliki semesta kecilnya masing-masing. Bahkan tak ada yang sanggup menyerupa antar satu dan lainnya, entah dari sudut pandang mana sebuah pola pikir menjadi pusat rotasi perilaku bagi si pemilik kepala.
"Aku dengan segala keras kepala, akan menggertakkan gigi dan raga yang membaca. Pun dengan ini aku membalut dingin yang tak mau membuka mata. Sayang, aku dan semesta sedang berencana, tapi kali ini berbeda. Ya, ini mengenai aku yang dianggap berbeda oleh pola pikir mereka yang tak mau membuka batas pikirnya."
Dalam diskusi keduanya, dia berdebat dengan semestanya sendiri. Pun perihal makna yang menjadi bahasan utama, yaitu kata sebelumnya menjadi tak memiliki makna yang sama. Sebab waktulah yang memiliki daya, sedangkan dia harus ikut berevolusi atas segala kehendak semesta untuk dapat diterima dunia meski nampak berbeda.