"Cinta tidak bisa memilih hati mana yang akan dia singgahi. Begitu cinta bertemu dengan takdirnya, dia akan menjadikan hati itu tempat pelabuhannya. Ada yang hanya singgah, ada juga yang memilih tak pernah pindah."
"Kata siapa?" Tanya cowok bertubuh tinggi dan bermata dingin yang sedang berdiri di hadapannya.
"Violetta, gadis yang hatinya memilih tidak pernah pindah. Dia jatuh hati pada cowok bernama Hiroaki setelah berusaha sebaik mungkin tidak membukanya. Mereka bertemu pada bulan Juni, dan terpisah setelahnya. Bentang waktu adalah satu-satunya lingkaran takdir untuk keduanya."
"Violleta-, mau berteman denganku?" Tanya Hiroaki seraya mendekat. Dia semakin berjalan hingga akhirnya tubuhku terhenti pada sebuah dinding putih. Aroma maskulin dari parfum yang ia kenakan menyeruak dalam indra penciumanku. Untuk sepersekian detik aku menahan napas agar debaran dalam jantungku tidak terdengar olehnya.
"Aku.. aku tidak bisa berteman denganmu. Hiroaki-kun." Ucapku lirih menahan perih di pelupuk mata.
"Aku juga tidak bisa terus bermusuhan denganmu. Violleta." Balasnya.
Aku menyambut uluran tangannya dengan berat hati. Setelah telapak tanganku menghilang cukup lama dalam genggaman tangannya, aku memutuskan untuk berkata, "Mari, kita berteman." Kunaikkan pandanganku untuk menatapnya yang jauh lebih tinggi. Mata kami bertemu. Hiroaki, dia menatapku dalam diam yang begitu dalam, jauh lebih menyesakkan hati. Aroma tubuhnya, deru napasnya, membelai ujung hidungku. Sepersekian detik kedua tangannya sudah menyentuh leherku, merengkuhnya dengan lembut. Ada getaran hangat di sana, di ujung bibirku yang ia sentuh dengan bibirnya.
Yang aku tau bukan seperti ini caranya berteman, Hiroaki-kun.
Sikap dingin, hubungan yang selalu digantung, serta ketidakjujuran membuat mereka selalu terpisah dan bertemu lagi pada akhirnya. Akankah Violetta dan Hiroaki bertemu lagi di bulan yang sama?
June, when we meet.
Copyright@Feb 2019
Cover by pinterest
🔞 THE HEARTBREAKER & THE HEARTBROKEN buku ke-1.
•
Aku hidup sendirian tanpa tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang, hingga kau datang. Seperti musim semi setelah musim dingin. - JAY
Aku benci mengakuinya, tapi kehadirannya membuat hidupku yang selalu terasa seperti aliran sungai yang tenang kini perlahan berubah. - EVA
Rasanya hatiku seperti kertas yang baru saja diremas kuat-kuat menyadari betapa menyedihkannya kami sekarang. - DAN
Aku kira perasaan ini akan menghilang seiring berjalannya waktu. Atau mungkin membunuhku secara perlahan. Tapi, tidak. - LETTY
Kita hidup dengan kanvas kosong dan baru setiap harinya, membiarkan takdir terlukis dengan semua warna, tak terkecuali bening air mata dan merah darah yang mengalir dari hati yang terluka.
•
update: senin & kamis
contact
ig: @authorphoenicis
tt: @phoenicis92
x : @phoenicis92
•