🎖 8: #renjana (28-04-2019) 🎖 13: #novelcinta (26-04-2019) Blurb: Hidup bukan hanya tentang cinta-cintaan tanpa makna. Cerita cinta antara kedua anak manusia yang tidak terpisah oleh jarak, namun terpisah karena sebuah keyakinan. Memulai sebuah perkenalan tanpa kesenggajaan. Hingga mereka berpikir, Tuhan sudah mengatur semuanya. "Mungkin mereka sementara saling melempar senyum." Pikir Abel. *** "Fariz? Kau percaya akan sebuah kata cinta itu buta?" tanya Abel sambil memegang rambutnya yang menutupi wajahnya akitbat hempasan angin, kala menikmati senja di pinggir danau Poso. "Aku percaya!" jawab Fariz dengan tatapan tajamnya. Bagai anak panah melesat tepat bidikan pada mata Abel. "Kenapa?" "Sebab cinta selalu datang tanpa melihat suku, agama dan ras. Bahkan tanpa melihat kasta sekalipun. Namun terkadang konstruksi sosial-lah yang memaksa cinta untuk melihat. Padahal jika di paksakan sekalipun, cinta tetaplah buta. Namun ia tetap bisa merasakan sebuah ketulusan.... Apakah kamu merasakan itu Bel?" jawab Fariz. Abel membalas dengan senyuman khasnya yang selalu di temani kedua lesung pipinya. Mereka mulai terbawa suasana danau yang menyajikan "landscape" langit jingga di temani lembayung yang menghantarkan matahari saat tenggelam di ufuk danau; semilir angin yang menyapu wajah mereka menyejukkan kobaran cinta yang menggebu. Mata mereka yang berbinar masih tetap saling menatap, wajah mereka mulai saling mendekap. Degupan jantung pun mulai tak sesuai ritmenya. Hingga pertama kalinya kecupan mereka bertemu. *** Cerita fiksi ini menggajak para pembaca untuk belajar arti toleransi pada negara yang dianugrahi sebuah keberagaman, terutama untuk kota Poso dan juga membahas beberapa sejarah tentang Poso, salah satunya masuknya beberapa keyakinan di Poso. Di sajikan dalam bentuk mileneal- romance -, sehingga ringan. Terutama para pembaca yang ingin memulai hobi membacanya.
5 parts