Dengan susah payah pemuda tersebut mencoba menegakkan badannya. Mobile suit yang ia kenakan telah retak dan pecah di beberapa bagian, juga pelipis mata kanannya mengeluarkan cairan merah yang tidak sedikit. Hanya satu motivasinya untuk tetap berjuang meski sudah babak-belur. Ia tidak boleh bertekuk lutut di hadapan lawan di dihadapannya. Demi dunia dan teman-teman yang gugur mendahului dia. "Masih punya tenaga ternyata." Suara yang dingin dan tajam itu membuatnya gemetar. Seperti badai salju yang dinginnya menusuk ke dalam tubuh, begitulah suara iblis itu. Ragu. Sekarang dia menjadi tak yakin pada usaha yang telah ia curahkan. Ia hanya menunggu datangnya keajaiban. "Tak akan ada yang datang untukmu. Mereka pasti sudah mati sekarang." Dalam cahaya biru gelap di ruangan itu, senyum kecil terlihat di wajahnya. Tekadnya kembali bulat dan harapan muncul di depannya. Ternyata ada yang tidak diketahui oleh iblis sekalipun. Ia menghunuskan pedang apinya dan menerjang ke Medan perang terakhir. "Aku tidak mengharapkan siapapun datang, tahu! Ayo kita lakukan, Karna!"