Story cover for cinta nyangkut di bus by and__rian37
cinta nyangkut di bus
  • WpView
    Reads 261,013
  • WpVote
    Votes 91
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 261,013
  • WpVote
    Votes 91
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published Feb 13, 2019
Mengandung unsur dewasa, bagi yang belum cukup umur dilarang membaca ya....... 

Ditengah gusar dengan bus yang ngetime di terminal, kepalaku tiba-tiba terkena hantaman sebuah tas yang membuatku sedikit pusing.

Ternyata sebuah tatapan pria tampan yang sedang kebingungan mencari tempat duduk yang kudapat, tanpa minta maaf dia hanya tersenyum manis dibelakang ku.


Di part berikutnya diusahakan kepenulisannya lebih baik, jangan lupa masukkan cerita ini keperpustakaan anda.


Cerita ini pindah ke KBM APP
All Rights Reserved
Sign up to add cinta nyangkut di bus to your library and receive updates
or
#103kontendewasa
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Pelangi yang Telah Lama Hilang cover
Semu [Completed] cover
SIMALAKAMA💋 cover
LAST LOVE (ALVAREZ)  cover
SERSAN KU cover
KEYAKINAN HATI S2 (KINNPORSCHE) cover
Meniduri Wanita Lain [END] cover
iL Legame (tamat) cover
Di Balik Kacamata [END] cover
Kinalofa, The Girl Who Want You (Slow Up) cover

Pelangi yang Telah Lama Hilang

13 parts Complete

"siapapun tante, adik ayah, adik bunda, tetangga atau simpanan ayah, aku anggap tante cuma benalu tau" ucapku memberi penekanan pada kata simpanan. Wajah Tante Dista terlihat terkejut. "heiii.."ia membentakku "ga pernah di didik ya sama bunda mu, ternyata bundamu itu ga becus jadi seorang ibu ya pantas saja ayahmu tergila gila pada ku" "kamu ga usah senang dulu, suatu saat nanti aku yang akan mengusirmu dengan tanganku sendiri" sambungnya Aku menyeringai "barusan kau buat pengakuan kan" tanyaku menatapnya jijik. Tante Dista terlihat kikuk. "hahaa..... Jadi kau memang simpanan ayah. Dan masih sanggup tinggal dirumah kami. Ga tahu malu"ucapku dengan penekanan di kata simpanan dan malu. "kauuu-"ucapnya tertahan ketika bunda mulai mendekati kami. Aku mendekat ke arah tante Dista tetap mempertahankan senyum palsuku. Menginjak kakinya dengan keras, dan pura pura mencium pipinya dengan mesra. Dia menjerit tertahan dan aku senang. Tanganku yang bebas menarik rambutnya yang terjuntai panjang. Dia meringis dan mencengkram tanganku kuat kuat. Bunda tak pernah tau itu. Bunda hanya tersenyum dan menganggap semuanya akan baik baik saja. Padahal aku dan tante Dista sedang menyiapkan strategi perang kami masing masing.