Ketika lidah tidak mampu untuk mengucapkan, saat itu hanya hati yang mampu merasakan. Biarkanlah mata berbicara dan senyuman yang menyembunyikan. Tidak tahu kemana langkah akan pergi, mengikuti kinerja otak dan hati yang tidak selaras. Seolah berhenti di tengah hiruk pikuk keramaian kota.
Sempat terpikir untuk pergi, tapi aku tahu cinta tidak bisa egois begiitu. Jikalau kau bukan untukku, setidaknya kau pernah hadir dalam kisahku, walau hanya sebatas teman. Berbahagialah kau bersamanya, teman. Aku rela.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.