Lalu kutarik ujung penaku. Menuliskan kata-perkata yang ada dibenakku. Tertuang semua bentuk perjuanganku. Hati yang lebam, rindu yang temaram. Rasa sakit kujadikan sekumpulan bait-bait. Duka lara kurangkai menjadi kerangka aksara. Pahitnya aku mencintaimu. Aku mencintai dengan sepenuh hati. Lalu kau patahkan berkali-kali. Segala bentuk upaya kulakukan untuk membahagiakanmu. Tapi masih saja tak pernah bernilai dimatamu. Ternyata bukan aku. Bukan aku yang kau banggakan. Bukan aku yang kau panggil sayang. Nyaman ternyata hanya jebakan. Aku tertipu dengan semua kata rindumu. Yang menjadi jurus jitumu menarik hatiku.