Takdir di Sepertiga Malam
36 Partes Continúa Aisyah Khairunnisa tidak pernah menyangka bahwa hatinya akan terpaut pada seseorang yang bahkan tidak pernah ia kenal sebelumnya. Ia hanyalah wanita biasa, dengan pemahaman agama yang masih minim. Namun, semua berubah sejak ia mengenal seorang ustadz muda di kampungnya, seseorang yang tanpa sadar menuntunnya menuju jalan yang lebih baik.
Fathir Al-Farizi, seorang ustadz muda yang berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Kiai Abdul Ghafur, mengelola sebuah pondok pesantren kecil bernama Pesantren Darul Falah, tempat para santri dari berbagai daerah menimba ilmu agama. Meski berasal dari kampung yang sama, Aisyah dan Fathir tidak pernah benar-benar mengenal satu sama lain, hingga satu momen mengubah segalanya.
Dalam diam, Aisyah mulai mengagumi Fathir. Bukan karena ketampanan atau statusnya sebagai seorang ustadz, melainkan karena keikhlasan dan keteguhannya dalam mengajarkan ilmu agama. Semakin ia mengenal Fathir, semakin ia merasa kecil dalam hal ilmu dan pemahaman agama. Namun, kekaguman itu tidak cukup untuk membuatnya merasa pantas. Ia hanya bisa menatap dari kejauhan, tanpa tahu apakah hatinya akan sanggup menanggung harapan yang mungkin tak akan pernah terbalas.
Di antara doa-doa yang ia panjatkan di sepertiga malam, Aisyah berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Ia ingin berubah, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk bisa menjadi seseorang yang lebih baik di mata-Nya. Namun, apakah perubahan itu cukup untuk mendekatkannya dengan Fathir? Ataukah cinta ini hanya akan menjadi ujian bagi keikhlasannya dalam berhijrah?