My Destiny ( Memories ) ; Panwink, Laji
  • Reads 98
  • Votes 15
  • Parts 2
  • Reads 98
  • Votes 15
  • Parts 2
Ongoing, First published Feb 17, 2019
Mature
Tentang mereka, yang terlibat dalam perasaan cinta yang sudah jatuh terlalu dalam. Tapi, terhalang oleh benang merah kusut yang seolah-olah akan selalu siap untuk menantang mereka.

Lai Guanlin, yang selalu terlihat gagah dan Park Jihoon yang dikenal imut dan manis oleh seluruh dunia.

"Hidup bersama denganmu aku sama sekali tak mengenal kesedihan, setiap waktu yang terurai di antara kita hanyalah canda dan tawa. Hidupku seperti indahnya pelangi yang warna warni yang senantiasa melukiskan pola senyum yang indah di bibirku.
I love you, my dudut"

"But it hurts lin, it will make hurt for us"

"No, baby.. it's okay.. we can do it"

--------------------------

warning, bxb area🔞 mpreg⚠🔞
All Rights Reserved
Sign up to add My Destiny ( Memories ) ; Panwink, Laji to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
Little Dumplings cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Qonsequences cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.