RAIN

Neima Putri Ainara. Aku baru saja mendengar panggilan namaku dari depan loket.
"Iya mba itu saya." Kataku sambil dengan agak terganggu melihat tas gandong yang talinya putus sebelah.
Hadeh, rasanya akhir-akhir ini aku terkena apes yang parah.
"Iya mba, silahkan ini tiketnya!" Barulah aku diberikan tiketnya.
"Terimakasih mba"
Penerbangan kali ini adalah untuk pergi dari masa lalu. Sebenarnya. Tetapi kenyataannya adalah aku masih teringat oleh bayangannya itu. Aku akan memulai hidup baru di Bogor. Aku tidak akan ingin mengingat segala tentang dirimu lagi. Biar aku buang semua kenangan. Bahkan aku juga akan buang tisu kering yang sudah baar karena sempat menangisimu tadi. Aku pikir kamu dan aku akan berakhir di pelaminan. Tapi entahlah, aku sakit. Benar-benar sakit.
Akhirnya aku sudah tuntaskan pembayaran. Aku akan memilih beberapa tempat untuk istirahat. Posisi terbaik supaya bisa tidur sebentar.
"Baiklah itu dia!"
BBUGGGGH!
"Haduhh kalau jalan liat dong!" Tasku gandong yang talinya putus ini langsung terjatuh ke lantai. Begitu kesal.
"Ha, tuh kan tali tasku jadi putus dua-duanya. Tanggung jawab dong mas!"