After School

SMA Cakra Buana, sebuah nama yang mungkin terdengar biasa saja bagi sebagian orang, tapi tidak bagi Olivia. Tempat itu adalah saksi bisu masa-masa indahnya dulu - ketika tawa, tangis, dan cinta pertama bersemayam di sana. Di balik dinding-dinding usang dan halaman yang mulai sepi, tersimpan kenangan tentang seorang ketua OSIS yang diam-diam berhasil mencuri hatinya.

Bertahun-tahun berlalu, Olivia kembali menapakkan kaki di sekolah itu. Bukan untuk sekadar reuni, tapi untuk menenangkan hati yang tiba-tiba dipenuhi bayang-bayang masa lalu. Senyumnya terulas samar saat mengenang satu nama yang dulu begitu berarti.

Dan di situlah, takdir mempertemukan mereka kembali.

Namun sayang, tak semua pertemuan diatur untuk akhir yang bahagia. Ada luka yang tak terlihat, perasaan yang pernah tertinggal, dan kenyataan yang pahit untuk diterima.

"Dengan ekspresi Kak Aksa yang seperti ini, saya sangat yakin kalau Kakak sudah lupa dengan saya," ucap Olivia lirih.

"Kenapa kamu kembali di saat hati saya sudah mulai terisi oleh orang lain?" suara itu mengiris, membuktikan bahwa waktu bisa merubah banyak hal - kecuali kenangan.

Ini adalah kisah tentang cinta yang tak sempat selesai, tentang dua hati yang mencoba berdamai dengan takdir, dan tentang pertemuan yang datang di waktu yang salah. Apakah perasaan itu layak diperjuangkan kembali, atau sebaiknya dikubur bersama masa lalu?