Pria itu bersingkuh tak berdaya dengan pakaian putihnya yg kini sudah kotor penuh tanah. Berjanji, kata itulah yang menjadi wadah bagi semua kesalahan terbesar yang telah gue perbuat. Kata yang mudah diucapkan, tapi tak pernah gue buktikan itu juga Menjadi puncak utama gue menghancurkan segalanya. Sampai kapanpun, walau diminta atau tidak Sang Waktu tetap saja tak akan pernah mampu mengembalikan segala kenangan itu. Disaat gue menjadi manusia paling bodoh dengan berjanji. " Maaf " hanya itu yg bisa dilakukan Manusia bodoh seperti gue ini, ketika semuanya telah menjadi serpihan kaca. Entah apa gue pantas nyebut " Maaf " setelah semua udah hancur. Kini, terlambat sudah. Segalanya terlihat gelap. Layaknya kota yg selalu dihujani setiap harinya. Bahkan cahaya pun enggan menerangi walau hanya setitik saja. Inilah kisah gue, yang memang memiliki alur awal yang manis. Namun berakhir kan ending yang pahit.
11 parts