"Di saat kuingin melepaskanmu, mengapa kau masih berani menunjukkan wajah tanpa dosamu setelah apa yang kau lakukan? Saat itu juga orang lain telah mengisi lubang hati ini. Manakah yang harus kupilih? Syauqi atau Arfan? Mereka terlalu subhanallah untuk diriku yang astaghfirullah."
*Shakila Syafiqah Rayya*
"Saat itu, aku terlalu cuek kepadamu bukan karena aku membencimu, hanya saja
aku merasa terlalu miris melihat nasibmu saat pertama kali melihat air matamu
jatuh hanya karna diriku. Maafkan diriku ini, kuharapkan hatimu masih memilihku."
*Syauqi Ahmadi*
"Kau itu memang menyebalkan, sampai-sampai membuatku "salting" setiap bertemu denganmu. Apaan aku sih? Kayak orang gak waras banget. Udah tau Rayya punya Syauqi, aku masih ngarep aja sama tuh cewek cerewet. Please, beri aku kepastian, pilih aku atau Syauqi?"
*Arfan Miyaz*
Saat itu, hatiku diambang kedilemaan. Saat hati ini tak menerima masa laluku, datanglah Arfan yang merupakan sahabat dari Syauqi dan dia memberikan cintanya kepadaku. Pada saat yang sama, kau datang dengan harapan yang sama. Aku takut sekali. Takut persahabatan mereka rusak hanya gara-gara aku. Saat itu juga, hatiku hancur seketika saat Syauqi bersama yang lain setelah memberikan harapan yang sama dengan sahabatnya. Manakah yang kupilih? Ya Allah, tolonglah hambamu dalam memilih pasangan hidup hambamu.
Inilah kisah yang dipenuhi intrik dan konflik yang terpatri dalam kehidupan sehari-hari dan dunia imajinasi sang pengarang yang menceritakan tentang seorang wanita bernama Shakila Syafiqah Rayya memiliki hubungan "dekat" dengan Syauqi Ahmadi, cowok dingin (bagian luar) yang anti dengan cewek cerewet (Shakila juga termasuk kategori itu) dan pada saat itu juga, Arfan Miyaz sahabat Syauqi juga memiliki perasaan dengan Shakila. Akan dibawa ke mana hubungan segitiga "maut" ini?
Bagaimana Shakila menghadapi 2 kenyataan yang sangat membingungkannya? Masihkah Shakila memilih Syauqi atau memilih Arfan yang mulai menyukainya?
(Masih dalam masa revisi dikit)
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏