Pagi itu kita awali dengan perdebatan. Dia dengan kegigihan hatinya mempertahankan hubungan ini. Tapi aku tetap dengan keresahan yang kurasakan sejak tadi malam. Setelah pertengkaran semalam, Aku hanya bisa menangis sepanjang malam. Sedangkan dia terpaku terdiam dibalik telfon. Ya.. kami adalah pasangan yang sedang menjalani hubungan jarak jauh. Sekita 878 KM jarak kami, Dia yang jauh di Bogor dan aku di Malang. Malam itu kamarku yang gelap dan sunyi semakin terasa hening. Aku tetap menagis sambil memegang telfon genggamku. Dia tetap dengan keheningannya dibalik telfon genggamnya. Sampai akhirnya telfon kami sama2 mati, dan aku pun tertidur dengan membawa air mata dalam tidurku. Kurasa malam itu adalah pertama kali kami bertengkar cukup hebat. Karena Pagi ini perasaanku tidak lega seperti biasanya ketika berdebat dengannya. Biasanya, jika kami berdebat, esok hari perasaanku akan biasa saja tanpa merasakan sesuatu yang berat. Tapi pagi ini berbeda. Aku masih dengan emosiku semalam, masih dengan kekesalanku semalam, masih dengan kekecewaanku semalam, dan segala kesedihan semalam. Seperti biasa, pagi ini bangun tidurku diawali dengan sapaan manis dia di whatsapp yang hampir setiap pagi menyapaku dan akhir2 ini terasa lebih sering. Aku masih dengan perasaan campur aduk, tak membalas satu pesanpun dari dia. Dia terus meminta maaf dan memohon. Sedangkan aku, masih berusaha menata hati. Entah apa yang pasti aku rasakan, aku ingin mempertahankan tapi disatu sisi aku ingin untuk mengistirahatkan kedekatanku dengannya. Meski perasaanku untuk mempertahankan terasa lebih kuat, tapi perasaan takut terus saja hadir. Ya, "aku ngga mau jauh dari dia, tapi aku sangat marah". Kurasa itu kalimat yang cukup mewakili perasaanku pagi ini.All Rights Reserved
1 part