Synonymous
  • Reads 155
  • Votes 17
  • Parts 2
  • Reads 155
  • Votes 17
  • Parts 2
Ongoing, First published Feb 25, 2019
Biru, si kecil yang punya julukan si paling sibuk-jadwalnya nyaris penuh seperti anak presiden. Siswa kelas X IPA 2 ini menjabat sebagai Sekretaris II OSIS, dan masih menyempatkan diri bekerja paruh waktu di kafe milik Om Jerry, sepupu dari almarhum ibunya.

Tugasnya sebagai Sekretaris II membuatnya sering berhadapan dengan Awan, kakak kelas yang menjabat sebagai Ketua OSIS dan terkenal dengan sikap jutek serta tidak sabaran. Setiap kali Biru terlambat menyelesaikan laporan atau sedikit salah dalam detail acara, Awan selalu ada di sana untuk menegur-dengan kalimat singkat yang selalu membuat Biru tertegun. Kenapa kalau dengannya selalu tempramen dan jika dengan Kak Yola Sekretaris I, Awan nggak pake urat kalau ngomong?

Biru pun mulai bertanya-tanya, mengapa dirinya selalu menjadi pelampiasan emosi kakak kelasnya yang satu ini? Apa mukanya terlihat semenyebalkan itu? atau emang Awan alergi dengannya?
All Rights Reserved
Sign up to add Synonymous to your library and receive updates
or
#4diara
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Job Offer: Wifey cover
Mysha(21+)  cover
Tanda Seru cover
Sapi Perah Ayah cover
Susu Supir dan Satpam cover
Hangatnya Ranjang Ayah Muda cover
Love For Rent (Antagonist Love Story) cover
because of my stupidity cover
Bersama cover
Personal Assistant! cover

Job Offer: Wifey

35 parts Ongoing

Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya. "Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?" "Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."