Hidup dipikirnya hanya kenikmatan semata,hanya nafsu semata yang di cari semua kalangan orang di dunia.
Jiwa tangguh, keras dan tekun dalam kehendaknya, tapi hanya satu yang buat dia luluh, perkataan manis dan janji.
Apa itu janji?
Perkataan yang membuat hati ini sekedar luluh, percaya bahwa apa yang dikatakan akan terwujud.
Tapi nyatanya tidak, apa yang dipikirkan itu tak seperti yang ia alami.
Tumbuh di area lingkungan ya dipikirnya penuh dengan rasa tanggung jawab, penuh dengan rasa jujur, tulus dan tak mudah untuk mengkianati sebuah perjanjian,
ia tak butuh janji, tak butuh orang-orang yang menghinanya, tak butuh orang untuk menjatuhkan harga diri, percaya dirinya.
Hanya butuh kesetiaan dalam hati seseorang untuk menguatkan dan merangkul dia saat jatuh ...
Hanya butuh seseorang untuk mengerti posisinya sekarang ...
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.