Keluarga Yusuf Mighdad memiliki putri cantik bernama Karina, gadis yang memiliki cita cita tinggi tentang pendidikan.Datang dari keluarga mapan, harus mengalah oleh sebuah keinginan orang tuanya yang menginginkan, Karina menikah muda.Keluarga Mussafi Erlangga, merupakan keluarga terpandang memiliki seorang putra bernama Bastian Erlangga. Kedua keluarga besar ini, bersahabat dari muda, beranjak tua mereka menginginkan perkawinan kedua anak mereka.
"Aku tak mau nikah Ayah" protes Karina dengan mata sembab.Karina masih ingin sekolah. Dinding ruang tamu hanya mampu menyimpan semua gundah, suara rengek tadi.
"Ayah tahu apa pilihan terbaik bagi putri Ayah, dan ini pilihan Ayah" sahutan menyela agak menggelegar tadi memecah beku. Ibu yang sedari duduk membisu, tak kuasa melawan Sang penguasa rumah.
"Tak ada yang bisa kita diskusikan, Bas anak baik dia putra sahabat Ayah. Mussafi sahabat terbaik Ayah, mereka menginginkan kita berbesan"
"Tapiii"
"Kariiiinnn" bentak Ayah dengan tatap tajam, sambil berlalu, pria paruh baya itu menoleh, "dua minggu depan, Bastian akan kembali dari Eropa, jangan buat Ayah malu.titik" kemudian ia beranjak.
Tangis gadis itu pun pecah, wanita paruh baya yang sedari tadi hanya terdiam. Hanya mampu mengelus sayang kepala sang putri.
"kami hanya ingin yang terbaik untukmu,,Arin" suaranya seakan tertekan oleh sesak yang ada.
"Riiiinnn,,," teriak Susan gadis agak gempal berkaca mata, setengah berlari dia mengejar gadis semampai yang sedang tak bersemangat keluar dari kelas Manajemen.
"iisss, jelek loh, Riin. Kok gak semangat sih." tegur Susan sembari memukul buku yang sedang di bawanya.
"males ahh" pungkasnya.
Nantikan cerita nya..bagaimana ending novel kisah ini.
Novel ini masih jauh dari kata bagus. Mungkin tehnik bercerita yang kurang menyentuh.