Ada yang pernah mengatakan, menikah adalah tentang memilih teman bertengkar seumur hidup. Hal itu sepertinya berlaku untuk Lyra. Karena akhirnya, setelah melewati sekian pertengkaran dan perdebatan, Lyra akan menikah dengan musuhnya sendiri, Erlando William.
Erlan tak pernah menyerah, berapa kali pun ia harus mengalami penolakan, pengusiran, hingga sikap dingin Lyra. Sejak awal, ia tahu, tujuannya adalah Alyra Crystalia Brawijaya. Kini, ia benar-benar mencapai tujuannya, di sisi wanita itu, sebagai suaminya.
Namun, pernikahan adalah hal yang berbeda. Bagaimana jika kau menikah dengan musuhmu sendiri? Bagaimana jika kau menikah dengan orang yang menolakmu berkali-kali? Bisakah kau menggantungkan hidup dan hatimu pada orang yang paling bisa menghancurkan keduanya?
"Ta-pi saya sedang sakit, Pak. Uhuk...uhukk..." Bhiru melengkapi sandiwaranya dengan berpura-pura batuk dan berharap pak Ranu akan iba lalu percaya bahwa ia benar-benar sedang sakit dan butuh pengertiannya.
"Saya dengar dari Kumala kamu cuma kena flu biasa, bukan lumpuh. Jadi untuk sekedar buka laptop, masih mampu kan?" sahut pak Ranu dengan suara flat yang terkesan dingin.
Astaga! Bhiru sontak menjambak rambutnya sendiri. Demi apa?! Pak Ranu tega-teganya menambah sakit di hatinya dan beban dalam pikirannya di saat begini. Nyatanya bosnya itu tidak keliru. Ia cuma sedang patah hati bukannya lumpuh!
Itu adalah sepenggal cekcok yang kerap mewarnai hari-hari Bhiru Alodya Teng bersama Ranuthama bosnya yang sedingin es balok, yang tampangnya selalu sedatar tembok namun punya pesona yang sanggup membuat kaum hawa membeku karena sorot mata tajamnya.
So, tunggu apa lagi? Baca dong masa nggak?