Salsabilla.. Nama yang begitu sederhana, sesederhana pemiliknya. Rivan Pradipta Cowok dengan penampilan acak-acakanya kini tengah duduk berhadapan dengan guru BK yang terkenal paling killer dimata para siswa. Billa melirik sedikit dengan ekor matanya. Ia menaikan satu alisnya. "Buat apa saya pinter pak? Toh kalo saya pinter tetap aja ngga ada yang ngerasa bangga. Sia-sia dong pak, jadi buat apa?" "Rivan!!" Bentak Pak Ambar "Kenapa? Bapak masih mau bilang orang tuamu pasti bangga, gitu? Apa bapak pernah liat orang tua saya ambil raport saya? Ngga kan? Entah saya masih dianggap anak atau ngga" Rivan tersenyum miris. Sedangkan Pak Ambar hanya menggelengkan kepalanya menghadapi muridnya yang satu itu. "Sudah tidak ada yang dibicarakan lagi kan pak? Kalo gitu saya permisi dulu." ujarnya lalu bergegas untuk keluar dari ruang itu tanpa menunggu jawaban dari gurunya. Namun sebelum Rivan keluar ia mendekati Billa yang masih mematung ditempat itu. "Bukan tontonan." Ujarnya singkat tepat di depan muka Billa lalu bergegas keluar.