Tinggalan Sejarah Samudra Pasai (Terbit) ✓
  • Reads 4,529
  • Votes 153
  • Parts 19
  • Reads 4,529
  • Votes 153
  • Parts 19
Complete, First published Feb 27, 2019
PERTENGAHAN abad ke-14 M, Ibnu Baththuthah, penjelajah terkenal asal Maghrib (Maroko), mengunjungi kota kesultanan Samudra Pasai yang disebutnya dengan Sumuthrah kemudian ia mencatat dalam laporannya: "Sumuthrah adalah sebuah kota besar dan indah, dikelilingi benteng dan menara-menara terbuat dari kayu."

Kota yang dimaksud Ibnu Baththuthah itu adalah kawasan inti tinggalan sejarah Samudra Pasai yang berada di Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, hari ini.

Selamat Membaca! Semoga Menginspirasi.
All Rights Reserved
Sign up to add Tinggalan Sejarah Samudra Pasai (Terbit) ✓ to your library and receive updates
or
#11aceh
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
PRIBUMI cover
LIFE AFTER BREAKUP cover
Filsafat, Ibu dari Ilmu pengetahuan cover
INDEPENDENT WOMAN cover
|| Di Antara Pelangi Dan Samudera || cover
Permata Tumapel : Isi Hati Dedes  cover
Raihan: The Lost Artifact( Completed, Re-Publis) cover
Kutukan Sejati Mati (On Going) cover
ALTEZZA cover
ondah (pinus family) cover

PRIBUMI

8 parts Ongoing

[•. ] Indonesia memiliki sejarah kelam dengan Belanda. Penjajahan kejam tak berhati oleh Belanda membawa Indonesia dan rakyatnya tenggelam dalam kesengsaraan. Beratus-ratus tahun pribumi kita menderita akibat penjajahan Belanda. Begitu juga dengan Laras. Gadis pribumi dengan paras terlampau sempurna. Terpaksa menjadi bedinde alias pembantu di keluarga De Groot demi keluarganya agar tak lenyap di tangan para londho. Bekerja sebagai bedinde pribumi, memang harus menelan banyak kesabaran dan berbesar hati. Albertus De Groot. Tuan muda keluarga De Groot yang ketus dan dingin. Perlakuan manisnya hanya untuk Laras. Wanita pribumi ini berhasil menarik perhatian Albert. Entah karena kesabarannya, kebaikan hatinya, ketulusannya, atau kecantikan parasnya. Albert merasa, Laras sempurna sebagai seorang wanita dan sepertinya, Laras juga merasa bahwa Albertus sempurna sebagai seorang pria. Tapi seorang bedinde pribumi, harusnya berada di bawah kaki majikannya. Bukan setara apalagi lebih tinggi. Jangan lupakan dengan bendera perang yang dikibarkan orang pribumi demi menjantuhkan Belanda di negeri mereka.