#3 In Sahabatfillah: Ahad,260341 Salahuddin Al-Ayyubi, Salsabila Haura Alwiyah, Nadifah Fikriyah, serta si kembar Muhammad Adam dan Muhammad Adim terikat dalam ranah persahabatan berjuluk Lima Serangkai. Mereka bersahabat sejak masih kecil. Ayyub, pemuda yang terkenal dengan sikap bijaknya. Haura, gadis manis sang tahfidz murni. Nadifah, gadis cantik dengan sifat cerianya. Sedangkan si kembar Adam dan Adim pelengkap personel lima serangkai dengan tingkah konyolnya. Bertahun-tahun persahabatan mereka tetap terjalin walau nyantri di pesantren yang berbeda-beda. Pada setiap kesempatan mereka akan bertemu. Bersenda gurau dan bersilaturrohim di markas (rumah pohon) demi mempererat tali persahabatan. Tanpa mereka sadari, Ayyub sang ketua menaruh hati pada Haura sang sahabat sekaligus sepupu dari Ayahnya. Tetapi dia merahasiakan rasa cintanya. Dia berencana mengkhitbah setelah menyelesaikan kuliahnya di Madinah. Sayangnya, niat itu harus ia kubur dalam-dalam saat mengetahui fakta bahwa Haura telah lebih dulu di khitbah Hizaz, sepupu dari Bundanya. Demi menjaga perasaan Hizaz, Ayyub menyimpan sendiri rasa cinta dan impiannya. Nadifah dan si kembar yang mengetahui perasaan sang ketua bermaksud mengatakan pada Haura sebelum pertunangannya dengan Hizaz berlangsung. Tapi dengan sikap bijaknya Ayyub melarang. Membiarkan hatinya merasakan perih sendirian. "Bagiku, sudah cukup Haura meneteskan air mata karena kehilangan orang tua dan kakeknya sejak kecil. Tidaklah perlu dia mengetahui betapa aku mencintainya." "Tapi, Bang...." "Dam, ku mohon. Biarkan dia bahagia dengan pilihan hatinya." Apakah Nadifah dan Si Kembar tetap nekat memberi tahu Haura? Bagaimana sikap Haura sendiri jika mengetahui perasaan sahabat yang sejak kecil sudah di anggap kakaknya sendiri? Mungkinkah dia tetap memilih Hizaz atau berbalik membalas perasaan Ayyub?