Aku menatap cermin lamat-lamat. Ada yang aneh di sana. Benda itu. Sebuah kain putih yang menutupi kepalaku hingga tak menimbulkan sehelai rambut pun. Sejenak aku terkesima. Namun setelahnya hatiku bertanya-tanya. Apakah keputusanku untuk berhijab adalah keputusan yang tepat? Lagi-lagi aku tak mampu menjawab pertanyaanku sendiri. Aku merutuki diriku sendiri ketika aku tanpa sengaja mengatakan kalimat itu sebelum Ujian Nasional dilaksanakan. "Mah, pokoknya Ayana janji kalau Ayana bisa masuk ke SMA yang Ayana mau, Ayana bakal pake hijab." ---------- "Jangan ragu, Ay. Kita gak pernah tau kapan kita bakal dipanggil Allah. Kewajiban itu harus dilaksanakan secepatnya, bukan menunggu kapan kita siap." -Rumi ----------- "Aku gak tau perasaan macam apa yang kamu rasakan. Tapi yang jelas, tolong jangan halangi aku buat menggapai mimpi-mimpiku." -Ayana "Kalau begitu kamu juga jangan halangi aku menggapai mimpiku. Karena mimpiku adalah kamu." -ReyhanAll Rights Reserved
1 part