Pada akhirnya, takdir yang menuntun Elisha bertemu dengan cinta sejati; perisai pelindungnya. Perisai yang melindungi dirinya dari kemampuan yang dimiliki. Bertemu Naya si arwah gadis menyedihkan, ternyata adalah perantara bagi Tuhan untuk menuntun jalannya menemukan perisai pelindungnya. Sekuat tenaga ia kerahkan, agar benar-benar bisa menyelesaikan urusan Naya yang belum terselesaikan. Elisha awalnya enggan membantu. Tapi karena mendengar Naya yang selalu merengek padanya, serta desakan Zaidan tunangan si arwah gadis itu, akhirnya ia pun bersedia membantu. Pikirannya menolak, tapi mungkin Tuhan mengetuk hatinya agar luluh dengan rengek kan arwah gadis tersebut. Sampai akhirnya ia menyadari, bahwa Zaidan adalah perisai pelindungnya, cinta sejatinya. Dialah takdir cinta Elisha, yang mampu menghilangkan kemampuannya melihat para arwah penasaran. "Terima kasih sudah membantu Naya tunanganku, dan mau menggantikan posisinya menjadi pemilikku. Kautelah menyelamatkan semuanya, dan sekarang kau kehilangan kemampuanmu. Apa aku masih bisa menjadi perisai pelindungmu sampai akhir nanti, Elisha?" "Tentu saja. Takdir tidak mengizinkan kita berpisah, begitu pun Naya. Kautetap perisai pelindungku, sampai kapan pun. Sampai kita menua dan keriput bersama, bahkan sampai kita menuju keabadian bersama, dan bertemu Naya di sana. Kita akan tetap bersama. Kau akan tetap menjadi perisaiku, melindungiku." "Aku mencintaimu, Elisha Farhana." "Aku juga mencintaimu, Zaidan Pradipta."