"Ri, gue mau cerita." "Apa?" "Tapi gue malas bicara panjang lebar, gue juga malas nulis, apalagi ngetik. Seandainya kita bisa telepati." Mendengar itu, kamu memutar mata, paham sifatku yang begitu imajinatif dan pemalas, tentunya. "Terus gimana? Gue juga gak bisa baca pikiran lo, Ka." "Yaudahlah, lupain aja." Aku gak tau sampai kapan kita seperti ini, yang jelas, terima kasih sudah hadir.Seluruh Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang