Pada zaman dahulu, di dunia ini hidup 7 binatang buas legendaris yang disebut sebut sebagai dewa. Binatang buas ini melindungi teritorinya dari binatang buas lain. pertama, ada binatang buas berupa Burung Garuda penguasa langit yang bersarang di timur belahan dunia. Yang bernama Garda, ia juga sering dianggap sebagai dewa api, sekaligus dewa langit. Yang kedua, di belahan dunia bagian timur, di hutan yang diselimuti kabut, hidup seekor binatang buas yang yang sangat cantik berupa Burung Cendrawasih, yang bernama Frey, dan dianggap sebagai penguasa hutan timur, sekaligus sebagai Dewi kecantikan dan keberuntungan. Hewan buas terakhir di bagian timur bernama Saru, memiliki rupa seperti Kera, penguasa daerah terisolasi yang dikelilingi Pegunungan Feverio, di sisi timur dunia.
Di bagian barat benua G, hidup 3 ekor binatang buas. Yang pertama bernama Neptonion. Dewa berupa paus orca membawa trisula. Ia dianggap oleh masyarakat barat sebagai Dewa keberuntungan, sekaligus dewa laut pembawa berkah bagi nelayan di wilayah barat. Selanjutnya di sisi selatan benua G, hiduplah seekor binatang buas bernama Dracio. Binatang buas yang berupa Naga penjaga gunung berapi terbesar di Benua G, sekaligus di dunia. Dracio dianggap sebagai penjaga Dunia G, sekaligus dianggap sebagai dewa perang. Terakhir di utara Benua G ada binatang buas yang menguasai daerah es bernama Glaciviera. Binatang ini disebut sebut berupa Kelinci Putih yang dipercaya sebagai Dewi kehidupan dan Dewi es.
Di bagian tengah Benua G tepatnya di ibukota Centrio orang orang percaya terdapat binatang buas bernama Liostra, yang dipercaya sebagai dewa pelindung dan dewa kebijaksanaan. Dewa ini berupa Singa
Suatu ketika terjadi konflik antar dewa yang mengakibatkan perpecahan, dan membagi dewa dewa menjadi dua kubu, yang satu The Western God, atau Westria. yang satu lagi The Eastern God atau Eastria. Dewa dewa barat berperang melawan dewa dewa timur, perang ini sering disebut Chaotic War.
"Papa jelek."
Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya.
"Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara."
"Jelek!"
"Buta!"
"Jelek!"
"Buta!"
"Lebih tampan Kak Jendla, wlee..."
"Apa kau bilang!"
°°°°
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir.
'Mengerikan' itulah satu kata yang ada di dalam benak semua orang. Bagaimana tidak, seluruh anggota keluarga di temukan mati dalam keadaan tubuh terkoyak benda tajam.
Karena tragedi itu lah, hidup Arbie sang korban sekaligus putri tunggal keluarga 'Lancester' berubah 180°.Dengan takdir tuhan, jiwa nya yang berumur 17 tahun berpindah ke raga balita yang baru menginjak usia 3 tahun.