Gue selalu berfikir bahwa kadang waktu adalah yang terbaik.
Membuang kenangan, mempercepat keterpurukan, menghentikan kejadian, dan bahkan dapat menghalau yang hendak datang.
Tapi ...
Dengan disuguhkannya seseorang "baru" dalam hidup gue yang bahkan gue nggak faham, akan seperti apa endingnya nanti.
Cukup, membuat gue sadar, bahwa waktu adalah pencuri yang handal.
Disaat pertama, gue benci dengan apa yang waktu bawa, untuk gue saat itu.
Gue mulai memahami dan terlampau membiarkan cerita ini mengalir sendirinya. Gue biarkan begitu saja. Dan tanpa disadari. Semesta ikut andil dalam keputusan ini. Dan bahkan, seolah ingin menyutradarai kisah gue, bersama mereka dan waktu.
Bodoh jika gue masih memakai asumsi gue yang lalu, saat membanggakan waktu.
Tapi setelah mengenal mereka,
Gue bahkan sempat membenci sang waktu, karena kecewa?
Hingga, lagi lagi gue sadar.
Waktu tidak jahat, ia terlalu faham apa yang akan terjadi. Menenangkan disaat kita bahagia menerimanya. Menjerumuskan disaat kita menghindarinya.
Jadi, untuk waktu. Terimakasih, telah sabar mendewasakan ku. Dengan para perantaramu.
Dariku, yang rindu denganmu dan mereka
Selamat datang dimana . .
-waktu dikembalikan-
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang.
BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter terubah, disarankan membaca ulang.