Selama lima belas tahun berjuang Yusran hanya mendapatkan penolakan demi penolakan. Hingga akhirnya ia menyadari bahwa ia sebenarnya tak berbakat sama sekali untuk menjadi seorang penulis. Di tengah rasa putus asa ia dipertemukan dengan dua orang perempuan patah hati. Kedua perempuan itu memberikan Yusran kebahagiaan dan harapan yang sama, namun mereka memberikan Yusran kekecewaan dengan caranya masing-masing. Di tengah kegelapan mata batinnya dan meyakini bahwa tak ada orang yang lebih gagal daripada dirinya, Yusran memutuskan untuk menenggelamkan diri di kolam Bundaran HI-----sang mata kolam. Itulah sensasi dan pengakuan terbesar dalam hidupnya; ia lebih sial dan terkutuk daripada Fir'aun. Fir'aun mati ditenggelamkan, sementara ia malah menenggelamkan diri.