Lelaki itu bernama Biru. Bukan, bukan karena bermata biru. Tapi karena... Hidupnya seperti warna biru, kalem namun tragis. Itu yang ia ungkap kepadaku setelah sebulan kami saling mengenal. Hei, Biru. Tau kah kamu? Aku ingin menjadi abu-abu, supaya paling tidak, hidupku lebih menyakitkan dari kamu. Mungkin aku tidak bisa menghilangkan rasa sakitmu, tapi percayalah dengan bersamaku kau tidak akan sesedih itu. -asa-