Dulu aku selalu diam, diam dan diam. Entahlah. Lidah ini terlalu kelu untuk berucap. Hanya bisa memandang dan menggerang. Di suatu waktu aku berkata "Mengapa Tuhan tak adil denganku? Apakah aku terlalu hina sehingga takdir enggan melirikku?" Tetapi kemudian aku tersadar, lalu menarik ucapanku kembali. Ternyata ia melirikku melalui sesosok lelaki manis bernama Na Jaemin. Tak hanya wajahnya, tetapi perkataannya pun tak kalah manis. Membuatku mati kutu dan tak bisa berpikir apa-apa. Dia membuatku mencintainya seiring berjalannya waktu. Kuucapkan terima kasih padamu, takdirku.