Re-publish. Sudah tamat th 2019
Adult (19+)
Tidak ada yang lebih berat dari kehilangan sosok yang paling kita sayangi, sosok tumpuan kita. Gelora Jingga Gestama, wanita berusia 25 tahun yang baru kehilangan belahan jiwanya--suami yang telah membersamainya dari remaja. Menjadi single parent untuk puteri semata wayangnya, Ghaitsa Gestama yang masih berusia 4 tahun, Gelora memutuskan untuk menutup hatinya pada cinta baru, saat ia malah mendapati permintaan mendiang suaminya untuk mencoba membuka hatinya pada cinta baru. Arga Putra Gestama, pria 26 tahun yang diam-diam memiliki kanker dan takluk pada penyakit itu. Sebelum meninggal, pria kesayangan Gelora itu membuat video-video untuk Gelora dan Ghaitsa, sekedar agar sang istri tidak merasa kesepian, atau agar sang istri bisa tetap tegar. Juga untuk menghibur puteri kesayangannya.
Hingga datanglah sebuah video sebuah permintaan dari Arga agar Gelora mencoba membuka hatinya untuk pria lain dan berhenti berduka atas kepergiannya.
Lalu, takdir membawa Gelora untuk bertemu dengan artis muda yang adalah partner kerja sahabat Gelora.
Gangga Arganta, pria 28 tahun yang sedang patah hati karena skandal perselingkuhan kekasihnya. Gangga yang semula tidak menyukai anak kecil, mengklaim dirinya telah jatuh pada kelucuan Ghaitsa. Tidak hanya lucu, polos, Ghaitsa pun pandai, membuat Gangga merasakan hangat dan sejuk hanya karena ocehan gadis kecil itu.
Kemudian perasaan sayangnya berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar menjadi orang asing. Gangga ingin lebih dari Om untuk Ghaitsa, dia ingin menjadi ayah untuk Ghaitsa agar bisa melindungi gadis kecil itu. Mampukah Gangga meyakinkan perasaan Gelora?
Sudah pernah publish pada awal 2019
Menikah karena dijodohkan dengan seorang yang dari segala sisi sempurna Arina mengira jika dirinya akan bahagia bersama dengan pilihan orangtuanya, tapi rupanya hidup tidak berjalan seperti yang Arina inginkan.
Sadewa Natareja, pria yang masuk ke dalam jajaran anggota dewan rakyat paling muda ini nyatanya tidak bisa menjadikan Arina sebagai seorang istri yang seutuhnya. Pengorbanan Arina menerimanya yang berstatus duda dan merawat anaknya yang berusia kurang dari satu tahun nyatanya tidak bisa membuat Dewa mencintai Arina seperti dirinya mencintai istri pertamanya, Husna.
Dimata Dewa, Arina tidak lebih dari seorang wanita yang dipilihkan ibunya untuk menjadi teman dibawah atap yang sama dan sosok yang menjadi ibu untuk putra kesayangannya sebaik apapun Arina berusaha menjadi istri yang baik untuknya.
Semua hal yang dilakukan Arina serasa tidak berarti sama sekali sampai akhirnya Arina lelah sendiri, meraih cinta suaminya nyatanya hal yang mustahil bagi Arina. Perlahan, Arina menjauh membangun benteng tinggi yang membuat Dewa tersadar betapa seharusnya dia bersyukur memiliki Arina dalam hidupnya.
Sayangnya, semuanya sudah terlambat.
"Mas Dewa, aku capek."