Waktu itu sore itu tepat senja yang indah, kau bercerita. Kau berjanji kepada ibu kalo kau " Gak akan pacaran dulu, janji!"
Nyatanya mana, itu hanya omongan bulshitmu. Kau bilang ke teman mu, kau mempunyai wanita lain, iya wanita yang sudah kau baperi. "Aku harus tanggung jawab." kata mu. Apa kau tak sadar? Bahwa aku di sini pun tumbuh rasa lagi dan sudah terbaperi. Apa kau yakin tak ingin tanggung jawab? Rasa ini sudah dalam.
Waktu terus berlalu, namun rasa ku ini masih ada entah apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan rasa ini seolah olah kau malah membuat rasa ku ini smkin dalam.
Di kemudian hari pun kau membuat rusak hubungan ku, kau pun tak ingin tanggung jawab. Kau malah acuh seakan semua nya baik baikfiri saja.
Kau bercerita tentang keras nya perasaanmu kepada dia, namun hatiku pun juga berteriak keras seakan semua tak ada gunanya aku
berjuang.
Waktu semakin larut, Perasaan Diriku seperti tersisihkan, seperti diriku seperti kalah dalam penyisihan namun aku di sini tak pernah hilang pemikiran. Aku mulai terus berjuang untuk aku berlaga namun kau telah menganggap perasaan bercanda, kau telah ragukan apa yang ku lakukan ku hanya orang biasa dan perasaan ku kau acuhkan.
Lelah pun bermunculan, hingga keringat bercucuran, sampai darah berlumuran perasaanku tak pernah ku lupakan meski ku rapuh perasaaku tetap ku lanjut walau ku jatuh semua telah menjadikan ku jadi tangguh.
Saat ku letih ku mulai berlatih tuk menjauh darinya disaat kau pun mulai menghilang ku berlari dan mencari harapan yang akan datang Kembali
15 mart 2K19
SPIN-OFF CERITA AISFA ( CINTA DALAM DOA)
Mendapat restu untuk bersatu dengan orang yang kita perjuangkan selama bertahun-tahun tentu menjadi hal menyenangkan bukan? Namun, bagaimana jika cinta kita sepihak? Bahkan dalam keadaan dia mencintai orang lain?
"Saya nggak cinta sama kamu. Walaupun kita sudah menikah, bukan berarti saya akan menerimamu seutuhnya." (Syafa Izdihar)
"Sebagaimana saya mengajari anak-anak dini huruf hijaiyah, begitu juga saya akan mengajarimu jatuh cinta. Dari alif sampai ya' mesti ada proses yang harus dilalui dengan kesabaran." (Kazim Zeehan)
Tentang Kazim dan perjuangannya dan Syafa dengan rasa yang membuatnya melampaui semua batasannya.