Muhammad Najwan Alfarisi, lelaki yang kekurangan figur seorang ibu sejak kecil.
Meninggalnya Sang Ibu, saat adiknya dilahirkan, membuat ia tak bisa merasakan bagaimana rasanya cinta pertama seorang anak lelaki.
Takdir buruk menimpa Najwa, cewek cuek nan agamis, yang membuatnya merasa penasaran, dan tertantang. Hanya saja, ternyata perempuan itu sedikit menyebalkan. Hingga permusuhan yang terjadi beberapa tahun, membuat benci perlahan jadi cinta.
Sebuah keputusan pun diambil, dan itu menjadi awal terjadinya permasalahan rumit. Sampai akhirnya, Faris mengetahui sesuatu. Kala Najwa mulai benar-benar membencinya, sebuah rasa itu ada. Rasa tak ingin kehilangan, bahkan rasa ingin membahagiakan.
••••
"Sok polos tau ngga sih, Lo. Gue deketin lo, karena gue kira lo beda dari yang lain. Karena gue nemuin sosok Bunda di dalam diri lo, yang sebelumnya ngga pernah gue temuin di orang lain. Tapi ternyata, lo ngga se-wow yang gue bayangin, bahkan lebih rendah daripada ekspektasi gue ke cewek lain. Lo tuh munafik tau ngga? Keliatannya aja suci, terjaga, ngga gampang dideketin sana-sini. Tapi nyatanya, lo mau-mau aja diajak jalan sama cowok orang. Gue awalnya ngga mau belain lo tadi, karena emang harga diri lo serendah itu, sampe pantes dilabrak. Tapi gue pikir, dia juga udah kelewatan, karena berani narik kerudung lo,"
"Bitch!"
"An-Nur :23"
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan