Rintik hujan Desember membanjiri kenangan. Menggenang bersama ingatan kerinduan. Kusesap kopi nelangsa di depan jendela, bersama udara dingin yang kupilin bersama doa. Aku berbicara pada senja, "Hei, sedang apa? Sudah dengar suara hujan belum? Disana ada asmara yang kusematkan di tiap tetesnya" Dariku, Untukmu.