"Kalo Di bandingin sama foto atau yang lainnya notes emang keliatan kuno. Tapi, notes lebih dari semua itu sebab ia di tulis dengan penuh perasaan di setiap hurufnya" ujarnya sambil tersenyum dan berbalik menatap lawan bicara yang sendari tadi ia punggungi "Sama kaya sekarang, saat dimana aku harus nulis notes yang paling aku benci. Yaitu harus nulis tentang perpisahan kita" ujarnya lirih dengan tatapan tenang namun lawan bicara tahu pasti bahwa gadisnya itu tengah berusaha tetap tegar sekarang. "Akhirnya kehidupan yang aku takutkan terjadi juga" ada helaan nafas berat di setiap katanya "kehidupan dimana ga akan ada lagi notes-notes dari kamu, ga akan ada lagi tulisan-tulisan ini dan kehidupan dimana ga akan ada lagi Haga" lanjut nya dengan senyum khasnya. Ia senyum palsu, senyum yang hanya dapat di pahami oleh Gadisnya. Perpisahan tetaplah perpisahan. Tidak ada kata menyenangkan dari perpisahan bukan? Ya, mau tak mau suka tak suka --Haga laki-laki tersebut-- harus segera meninggalkan gadisnya yang menangis dalam diam dengan membawa sebuah buku Yang mungkin akan menjadi pengobat rindunya nanti.All Rights Reserved
1 part