"Dewi, aku ingin bertemu denganmu. Aku merindukanmu,"lanjut mas Harifin.
"Seharusnya ketika kita bertemu tadi, aku langsung menghampiri dan memelukmu," kalimatku yang datar berhenti disitu, "menanyakan apakah Mas sehat?Bagaimana karirmu?Dan dengan bahagia aku melakukan itu, tapi perasaan itu sudah tidak ada," lanjutku kemudian tanpa ekspresi sama sekali.
~%~@$@~%~
"Tadi itu laporan apa?Sampai papi marah begitu?" tanya mas Dion sambil terus memegang tanganku, takut aku kabur.
"Beliau bilang aku disuruh ikut memonitor perkembangan kasus ini," pelan-pelan aku ulangi perintah papi di lift tadi.
"Artinya papi tidak percaya dengan kami, begitu?" tanya mas Dion kurang senang.
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.