BUKAN CINTA (luar) BIASA

Ada bagian terparah dari sebuah babak dalam cinta, adalah ketika kita harus melepaskan seseorang yang begitu kita cintai, tanpa pernah kita tahu apa alasannya. Dan babak itulah yang terjadi dalam kehidupan Tania. Rasanya, baru kemarin ia sembuh dari luka patah hati terparahnya, kini luka baru kembali ada. Bedanya, luka ini jauh lebih menyayat karena ia harus melepaskan Arga tanpa pernah ia tahu apa alasan yang membuat Arga memilih berpaling. Bukan untuk hati yang lain pastinya. Namun, untuk menyimpan rapat-rapat rasa dan cintanya hanya karena ia tahu, bahwa Tania berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dibandingkan menghabiskan waktu bersamanya yang kini telah divonis menderita penyakit gagal ginjal.
Tania keras kepala. Ia berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, meski penolakan-penolakan yang dilakukan Arga begitu semakin terlihat frontal bahkan begitu menyakitkan.
Arga masih dengan kekerasan kepalanya. Ia tetap saja masih meminta agar Tania mencari lelaki lainnya. Dan entah untuk kesekian kalinya, Tania hanya diam, melengos dan mengabaikan ucapan lelaki-nya. Hal itu yang kerap kali membuat Arga tak habis fikir ada manusia se-lempeng Tania. Tania tak henti-hentinya memberikan semangat bagi Arga, hingga Arga benar-benar kehilangan jati diri Tania apakah ia seorang penulis ataukah motivator ulung!

Terkadang, memang tidak mudah untuk menerima takdir, namun Tania percaya skenario Tuhan tetaplah skenario terbaik tak perlu untuk didebat, didikte atapun dibantah, Then believe it and one mounth, it is enough to love you again and again, Arga.
***