"kurasa kita tak benar-benar bersenang-senang". Ia membuang puntung tembakaunya. "kesenangan ini mungkin hanya sebuah tuntutan. Kita butuh ruang kembali. Kembali seutuhnya, tanpa beban". Aku mengerutkan alis. Perkataannya membuatku harus berpikir apa yang dimaksudkannya. "aku sungguh tak mengerti" "begini, apa kamu masih merasakan lelah?" tanyanya. "ya tentu. Semua orang pasti pernah merasakannya". "artinya kita belum bersenang-senang. Semua ini hanya penebus kelelahan. Kita baru membayar, belum mendapat untungnya". Apa ini masalah ekonomi atau filosofi sesuatu, aku tak tahu. Pembicaraannya sangat berbeda dari biasanya dan terasa berat. "makanya kita butuh ruang kembali. Kembali seutuhnya seperti anak-anak".