puisi
  • Reads 3
  • Votes 0
  • Parts 1
  • Reads 3
  • Votes 0
  • Parts 1
Ongoing, First published Apr 06, 2019
Rasa takutku...

Kini baru aku rasakan rasa takut itu seperti apa..

Rasa takut kehilangan seseorang yg paling aku sayang..

Jjr dulu aku tidak pernah peduli dengan kehilangan, karna dari kecil aku sudah banyak kehilangan orang2 yg aku sayang..

Ditinggalkan oleh orang yg aku sayang..

Namun aku tak pernah takut, seperti saat ini aku sangat takut kehilangan kamu,kamu yg sangat aku sayang yg sangat aku cintai..

Kamu yg bisa menghilangkan segala kegundaan yg slalu aku rasakan..

Bersamamu aku bisa tertawa bebas tampa beban,bersama mu aku tau arti nya cinta sejatiku..

Aku lemah,andai aku bisa menagis dipundakmu aku ingin menagis agar sedihku ketakutanku berangsur hilang..

Aku sangat ingin membahagiankanmu jika aku punya segalanya,aku akan berikan semua yg kamu butuhkan..

Namun sayang cintaku,aku tak punya apa-apa yg bisa aku berikan padamu ,aku hanya punya cinta yg tulus untuk mu.

Aku tau itu saja takan cukup buat mu percaya padaku,bahwa ketulusan ku sungguh dari hatiku..

Aku tak tau lagi harus bagai mana agar aku bisa buat kamu bahagia bersamaku,yg aku bisa hanya berusa sekuat dan semampuku untuk mewujutkan impianku,memilikimu seutuh nya..

Aku yakin jika tuhan mengijinkan ku untuk memilikimu dia akan memberi jalan untuk aku dapat meminangmu..
All Rights Reserved
Sign up to add puisi to your library and receive updates
or
#411suarahati
Content Guidelines
You may also like
Aksara Tak Bertuan  by cahayakamila24
16 parts Ongoing
Di sini, tak semua kata harus rapi, tak semua rasa harus dijelaskan. Aksara Tak Bertuan adalah kumpulan puisi yang menggambarkan segala yang terbuang, tersembunyi, dan terlupakan, dari luka yang memar, cinta yang tak pernah cukup, hingga amarah yang membakar jiwa. Di antara harapan yang terkikis, ada kejujuran yang sulit diungkapkan, korupsi yang merusak keadilan, dan sindiran tentang dunia politik yang kadang lebih mirip drama sinetron daripada kenyataan. 🎭 Dari ketidakpastian hingga kebenaran yang terlupakan, Aksara Tak Bertuan menyajikan sebuah kekacauan yang justru memberi kebebasan. Di sini, tidak ada yang terlalu lurus, tak ada yang terlalu indah, hanya kata yang menari liar, bebas dari aturan dan batas. Catatan penting: Jangan dijiplak, ya. Nanti aksaranya ngamuk, lompat dari kertas, terus nendang-nendang inspirasimu! 😜✨ Berkaryalah dengan hati, biar karyamu punya nyawa sendiri, bukan cuma bayangan dari karya orang lain. Kalau gagal? Nggak apa-apa, yang penting nggak nyontek! 💪 Disclaimer: Puisi ini random banget, tergantung isi hati, pemikiran, dan mood penulis. Jadi, kalau tiba-tiba ada puisi galau di tengah-tengah puisi yang lucu, jangan kaget! Penulisnya kadang nulis sambil merenung, kadang sambil ngemil mie instan. Hasilnya? Ya begini, aksara rasa bumbu spesial, dan ya... Kadang ada keresahan penulis soal dunia. Kadang ada tentang cinta, kadang ada tentang harga cabai naik, kadang juga ada tentang pemilu yang bikin pusing. 🤷‍♀️ Penulisnya bebas banget Kalau lagi galau, puisinya nangis. Kalau lagi lapar, puisinya ngomongin keadilan sosial buat semua perut! 🍜✊ Warning: Puisi ini isinya sangat berat, jadi yang baca jangan baperan, ya. Kalau tiba-tiba galau atau tersinggung, itu artinya puisinya kena di hati kamu. Jangan salahin penulisnya, salahin perasaanmu sendiri! 😜❤️ Apalagi kalau udah berbau agama atau politik, hati-hati kalau tiba-tiba merasa disindir. Ingat, ini puisi, bukan kode keras buat hidup kamu! 😉✨
You may also like
Slide 1 of 10
Rengkuh Rasa, Remuk Raga cover
Rumah Tanpa Batas cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
The Queen Sheyna (END) cover
Rembulan Yang Sirna cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING] cover
MELODI PUISIKU (On Going)  cover
Arrogant vs Crazy  cover
Aksara Tak Bertuan  cover

Rengkuh Rasa, Remuk Raga

13 parts Ongoing

Manusia dan searsip perasaan tidak pernah ada selesainya. Rasanya aku ingin meraung, lelah terdistraksi oleh rumitnya pemikiran orang lain. "Belajarlah tumbuh dari luka," katamu berusaha membunuh resahku. Dalam sesak diriku menjawab, "dan semoga luka itu juga mau menerima aku." Aku tau seberapa sulitnya menjadi manusia, atau seberapa banyak sakit yang harus kamu tahan hanya karena tidak punya tempat berkeluh-kesah. Untuk tubuh-tubuh yang remuk oleh luka, sajak-sajak ini lahir untuk membimbingmu merengkuh seluruh perasaan. *** ©2025