Malam itu dia mengajakku ke pantai, Katanya laut lepas lebih indah di pandang saat malam, pantulan cahaya lampu dari pinggir pantai membuat air laut seperti memliki nyawa, lampu - lampu kapal yang sedang berlayar menciptakan keindahan tersendiri bagi lautan. Tapi itu menurut dirinya, berbeda denganku, menurutku laut lepas saat malam yang ia ceritakan tak seindah senyum lepas yang ia pancarkan saat itu. Indah dan bercahaya. "Kenan aku haus" Ucapannya membuayarkan lamunanku malam itu, "tidak tepat!" aku mendengus kesal "apanya?" Ia kebingungan "kau mengganguku!" entah kenapa aku jadi kesal "mengganggu? Memangnya kau sedang apa?" tatapannnya menyelidik "memandang ciptaan teridah tuhan" aku kembali luluh, wajahnya yang imut membuat kesalku lenyap entah kemana. "ya nanti lagi mandangin lautnya, aku haus Ken" ia merengek. "bukan laut tapi kamu". gadis cantikku menggelengkan kepala sambil tersenyum, pipinya sudah seperti kepiting rebus, imut sekali. Aku mencubit pipinya gemas sebelum membelikan minuman untuknya. "jangan kemana mana" ucapku sedikit berteriak karena jarakku sudah sedikit jauh dengannya.
Penasaran dengan cerita ku bersama ciptaan terindah tuhan? Tunggu saja, akan segera aku ceritakan semuanya, dari awal pertemuan kami😉