Story cover for API TAUHID (HIATUS) by Sissy_NH
API TAUHID (HIATUS)
  • WpView
    Reads 16,355
  • WpVote
    Votes 444
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 16,355
  • WpVote
    Votes 444
  • WpPart
    Parts 2
Complete, First published Apr 07, 2019
karya Habiburrahman El Shirazy 
API TAUHID cahaya keagungan cinta sang mujaddid 
.
.
 karya Habiburrahman El shirazy  novel yang paling favorit tentang sejarah serta terdapat love story' didalam nya.
.
.
tokoh Fahmi, subki, Ali, Khai Arsenal dan Nuzula mewakili kehidupan kultural khas santri di Jawa. Fahmi dan keluarganya (sami'na wa atha'na dan ta'zhim) kepada kyai. sentuhan tangan dalam balutan alam pedesaan dan cara bersosialisasi khas Jawa timuran, dimulai ketika Fahmi seorang santri kampung yang cerdas, Hafizh dan mahasiswa S2 universitas Islam Madinah diminta oleh lurah yang tentu saja kaya untuk dijodohkan dengan putrinya yang di anggap pass bersuamikan Fahmi. Fahmi dan keluarganya merasa harus berdiskusi, bahwa Fahmi harus istikharah untuk menerima atau tidak menerima.
.
.
yang tidak suka boleh ditinggal cerita ini. Cerita di wattpat dan di novel berbeda.
.
.
 Habiburrahman El shirazy.
.
.
@Sissy_NH
All Rights Reserved
Sign up to add API TAUHID (HIATUS) to your library and receive updates
or
#52turki
Content Guidelines
You may also like
10. Saktah by rsaryani91
42 parts Complete
"Belajar apa hari ini Gus, dengan anak-anak?" "Tajwid. Anak-anak belajar Bacaan istimewa dalam al quran, bacaan gharib." "Kenapa membaca al quran harus dengan tajwid, Gus?" "Perintah Allah. Agar kita menjaga kemurnian Al quran, melafadzkan sesuai hak-hak hurufnya dan menjaga lisan agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjerumus perbuatan dosa." jawab seorang pria yang dipanggil Gus. Si Wanita yang bertanya tadi tersenyum simpul. "Sepertinya Gus, Perjalanan kisah kita akan serupa dengan salah satu makna bacaan gharib. Yaitu saktah. agar kita sama-sama menjaga kemurnian hati, menjaga hak-hak pribadi kita dan agar kita terhindar dari perbuatan dosa." Pria itu terdiam mencerna ucapan wanita yang duduk di seberangnya. "Saktah?" tanyanya dan Sang Wanita mengangguk. "Iya. Saktah. Aku yakin Gus lebih paham makna saktah. Kita perlu memberi jeda, berhenti sejenak, menekan ego kita sambil memikirkan apakah kita ini benar-benar yang terbaik untuk satu sama lain, setelah itu kembali kita teruskan." jelas Si wanita dan langsung beranjak dari tempat itu. Sang Pria masih duduk sembari menatap kepergian wanita yang pernah ingin dia nikahi. Senyum tipis tercetak di wajahnya, di tengah keramaian kota itu dia bergumam sendiri, "Kamu lupa, jika menemui tanda saktah, bukan hanya harus memberi jeda tapi juga harus menahan napas. Aku belum tau seberapa lama kemampuan manusia bisa menahan napas. Doaku, kamu segera kembali atau aku akan kehabisan napas karena terlalu lama mengamalkan saktah.".
MANA JANJI MU GUS?!  by _riiyndewi
22 parts Ongoing
⚠️ WARNING ⚠️ DILARANG PLAGIAT !! UP SESUAI MOOD HII GUYSS ! BTW INI CERITA PERTAMA KU YAH! DAN MAAF BGT KALO ADA KESALAHAN KATA ATAU DLL HARAP DI MAKLUMI YAGESYAA KARENA MASIH PEMULA HEHE, BTW INI HASIL PEMIKIRAN DAN IMAJINASI SENDIRI *NO PLAGIAT CERITA LAIN* - - - Artha Adzriel Al Basyir, seorang gus muda karismatik dari sebuah pondok pesantren ternama di Bogor, pernah mengucap janji suci kepada seorang santri bernama Syera Aleeya Dzakira-gadis solehah berhati lembut yang diam-diam telah mencintainya sepenuh jiwa. Janji itu terpatri di antara harapan dan doa, saat keduanya masih berbalut dunia pesantren dan impian masa depan yang indah. Namun, waktu berkata lain. Enam tahun berlalu. Artha telah menapaki jalan ilmu hingga ke Mesir, meraih gelar dan kebanggaan. Tapi kepulangannya tak membawa kabar bahagia bagi Syera. Janji yang dulu ia ucapkan, kini dikhianati. Artha menikah dengan wanita lain, bukan karena cinta, melainkan karena tak kuasa menolak kehendak sang abi. Syera patah, namun tidak runtuh. Artha menyesal, namun tak tahu harus dari mana memulai. Dua hati yang pernah dekat, kini terpisah oleh keadaan, luka, dan ego masa lalu. Masih adakah tempat untuk maaf dalam hati Syera? Akankah Artha mampu menebus kesalahan dan mengembalikan cinta yang telah ia sia-siakan? Ataukah semuanya sudah terlambat? Sebuah kisah cinta penuh liku, luka, dan keikhlasan-mengajak kita merenung tentang janji, takdir, dan bagaimana cinta sejati tak selalu berjalan tanpa rintangan. Temukan jawabannya dalam kisah yang mengaduk emosi ini. Baca sekarang sebelum kamu terlalu larut dalam penasaran!😉❤️ * MOHON MAAF KALO ADA KESAMAAN JUDUL, ALUR DAN NAMA TOKOH NYAA SOALNYA INI MURNI HASIL PIKIRAN KU SENDIRI. SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA YAA🙌🏻 (BELUM DI REVISI!!) Janlup vote and follow nya!!😋 HAPPY READING 🌷✨
You may also like
Slide 1 of 9
10. Saktah cover
[END] ZieZi: Takdir yang Menolak Bertemu cover
TAKDIR ALYA cover
Uhibbuka Fillah Gus [END] cover
 Basmalahnya Gus untuk Mbak Santri  cover
My Imam Gus Fahmi (TERBIT) cover
MANA JANJI MU GUS?!  cover
AMILA cover
ALTHAZAIN [Revisi] cover

10. Saktah

42 parts Complete

"Belajar apa hari ini Gus, dengan anak-anak?" "Tajwid. Anak-anak belajar Bacaan istimewa dalam al quran, bacaan gharib." "Kenapa membaca al quran harus dengan tajwid, Gus?" "Perintah Allah. Agar kita menjaga kemurnian Al quran, melafadzkan sesuai hak-hak hurufnya dan menjaga lisan agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjerumus perbuatan dosa." jawab seorang pria yang dipanggil Gus. Si Wanita yang bertanya tadi tersenyum simpul. "Sepertinya Gus, Perjalanan kisah kita akan serupa dengan salah satu makna bacaan gharib. Yaitu saktah. agar kita sama-sama menjaga kemurnian hati, menjaga hak-hak pribadi kita dan agar kita terhindar dari perbuatan dosa." Pria itu terdiam mencerna ucapan wanita yang duduk di seberangnya. "Saktah?" tanyanya dan Sang Wanita mengangguk. "Iya. Saktah. Aku yakin Gus lebih paham makna saktah. Kita perlu memberi jeda, berhenti sejenak, menekan ego kita sambil memikirkan apakah kita ini benar-benar yang terbaik untuk satu sama lain, setelah itu kembali kita teruskan." jelas Si wanita dan langsung beranjak dari tempat itu. Sang Pria masih duduk sembari menatap kepergian wanita yang pernah ingin dia nikahi. Senyum tipis tercetak di wajahnya, di tengah keramaian kota itu dia bergumam sendiri, "Kamu lupa, jika menemui tanda saktah, bukan hanya harus memberi jeda tapi juga harus menahan napas. Aku belum tau seberapa lama kemampuan manusia bisa menahan napas. Doaku, kamu segera kembali atau aku akan kehabisan napas karena terlalu lama mengamalkan saktah.".