"Senja itu indah, begitu menenangkan hati. Setenang hatiku ketika terbuai senandung indah kalam Suci-Nya. Dan hanya denganmu, Zayyana Ashfiya. Aku ingin tenggelam bersama senja yang jelita" -Kafaabillah 'Aly
Aly yang notabene bernasab Gus-seorang putra Kyai ternama-menjalani hidup dalam penyamarannya sebagai kang santri sederhana dengan kepribadianya yang jenaka, Aly juga seorang Santri Pujangga berparas tampan yang membuatnya dijuluki sebagai "buronan santriwati". Meskipun banyak digandrungi kaum hawa, Aly hanya akan memandang ke satu arah dan bertahan disitu untuk waktu yang lama, mata dan hati Aly hanya tertuju kepada seorang gadis bermata indah yang berdiri anggun dibawah pancaran cahaya senja yang jelita.
Ashfi, gadis bermata indah yang menyukai senja dan segala keindahan penciptaan-Nya. Dan pesonanya sebagai seorang santri Penjaga Wahyu yang selalu menjaga ayat-ayat Al-Qur'an dihatinya semakin membuat Ashfi terlihat begitu jelita laksana senja. Lantas? dapatkah Ashfi menguatkan hatinya sekuat ia menjaga Al-Qur'an, ketika Gus Faqih Al-Hafidh seseorang yang begitu dicintainya, yang telah memberi banyak harapan kepadanya tiba-tiba pergi tanpa kata. Meninggalkan Ashfi menangis sendiri dengan luka dihatinya.
Disaat yang sama. Aly yang dianggap sebagai pria misterius dimata Ashfi, hadir membawa sejuta kebahagiaan dan harapan baru. Namun, ketika Ashfi tahu bahwa Aly adalah seorang Hafidh Mutqin "sosok yang begitu ia dambaakan untuk dapat hidup bersama menjaga Al-Qur'an hingga akhir hayatnya" justru membuat Ashfi semakin takut untuk membuka hatinya.
Dapatkah Aly menyembuhkan luka hati Ashfi dan mengembalikan tawa riang diwajahnya? serta mampukah Aly membuka lagi pintu hati Ashfi dengan cinta tulusnya yang telah lama ia pendam dalam diam?
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.