5 Bagian Sedang dalam proses Tak ada yang tahu pasti sejak kapan ruang kelas itu mulai ditinggalkan. Di sudut paling ujung gedung tua sekolah kami, berdirilah sebuah kelas kosong yang pintunya selalu terkunci rapat, bahkan saat jam pelajaran berlangsung. Konon, dulunya itu adalah kelas Tiga Belas-kelas yang katanya membawa kutukan bagi siapa saja yang berani memasukinya.
Kisah-kisah tentang suara aneh, bayangan yang melintas, hingga bisikan lirih di lorong-lorong sepi sudah menjadi bagian dari legenda sekolah ini. Para guru memilih bungkam. Murid-murid hanya berani berbisik-bisik, saling memperingatkan untuk tidak pernah, sekalipun, mendekat ke kelas itu. Tapi rasa penasaran selalu lebih kuat daripada ketakutan.
Budi, Kahfi, Eja, Iky, dan Dimas-lima sahabat yang terlalu berani untuk ukuran anak SMA-memutuskan untuk membuktikan sendiri apa yang sebenarnya tersembunyi di balik pintu tua itu. Mereka pikir, semua itu hanya cerita karangan untuk menakut-nakuti murid baru. Mereka pikir, tidak akan ada yang benar-benar terjadi.
Mereka salah.
Malam itu, saat mereka melangkahkan kaki ke dalam kelas terlarang, mereka tidak hanya menemukan rahasia yang telah lama dikubur... mereka juga membangunkan sesuatu yang seharusnya tetap tertidur.
Dan sejak saat itu, tidak ada lagi jalan untuk kembali.