Pria Di Depan Cermin

Refleksi. Pria di depan cermin itu tak pernah menundukkan dagunya. Berusaha terlihat keren padahal aslinya kere. Untuk bertahan hidup dan membayar tagihan listrik saja ia tak mampu. Pilihan karirnya pun tak lazim dan berpotensi mengundang masalah, bahkan tak jarang hampir berakhir di liang kuburan. Detektif paling bajingan di kota Balikpapan. Itulah julukannya. Pria takabur yang merasa paling bisa membersihkan kota itu dari para penjahat culas. Lihat saja tiga kasus yang ditanganinya selama tahun '87 ini.

Pria itu mendekatkan ke arah cermin itu. Ia mengambil kursi seperti hanya pria di balik cermin. Sedetik kemudian, pertanyaan itu terlontar dari bibirnya. Apa saja yang telah kau bereskan tahun ini? Pihak mana yang sudah kau bela dan pihak mana yang kau lempar ke penjara? Secara perlahan pria di depan cermin itu mulai menatap refleksinya sendiri dan mulai bercerita.