Tidak tahu apa sebenarnya posisi kita? Kau membuat semuanya terlihat nyata,tapi terkadang semuanya juga tampak buram. Tidak punya jawaban? Dan juga tidak punya pertanyaan pada dasarnya. Jadi kita sebut ini apa? Hubungan? Pertemananan? Ikatan? Atau malah sebagai Pelarian. Harapan singkat yang berujung hilangnya keinginan untuk hidup. Untuk apa kita hidup? Untuk merasakan kembali ketidakadilan dari sisi kelam dunia. Mungkin saja. Apa yang membuatmu bertahan? Apa yang membuatmu merasa hidup? Apa yang akan kau lakukan? Akhir dari Perasaan yang terpendam, dan hubungan yang tak pernah berkembang disusul dengan pilihan yang tak jatuh kepadanya membuat sosok itu tersadar. Apa Ia harus kembali menyalahkan dunia yang selalu bersikap tidak adil padanya? Atau Dunia yang tidak pernah memberikan kesempatan baginya untuk merasakan kebahagiaan sesungguhnya? Seolah Jiwanya kembali membisikkan dua pilihan tak terelakkan, dan membuatnya terlalu nyata untuk dibayangkan. Tetap pada pendirian awal,yaitu pergi dari dunia ini atau memilih bertahan sekali lagi untuk mengulang pengharapan yang sia-sia?