Namaku Zahra Fatimah Farhan, semester 2 fakultas hukum disebuah universitas, berhijab dan menyukai warna hitam, 4 bersaudara dan aku anak pertama.
Aku mulai berpikir tentang beberapa hal yang berkaitan dengan keislamanku satu tahun belakangan ini, yaitu pada saat beberapa bulan memasuki dunia perkuliahan. "Kenapa?" Karena banyak orang-orang yang memgangumkan pandangan baik Akhlak atau Budi pekertinya dan kesempurnaan nya dalam menjalankan kewajiban untuk menutupi auratnya.
Aku mulai bertanya pada diriku sendiri tentang bagaimana kedekatan ku dengan sang pencipta "Allah", benar kata orang-orang keteladanan adalah nasehat paling sempurna untuk menuntun hati orang yang melihatnya, melihat mereka sedikit banyak membuka pikiranku tentang Islam dan kewajiban ku sebagai seorang muslimah.
Membuatku berpikir lebih tentang akhirat ku, tentang surga dan neraka. Bagaimana mencapai surga? Apa saja yang harus aku lakukan?
Aku mulai berpikir bahwa semua hal yang saya lakukan itu memberikan kemudahan agar lebih mudah mencapai surga.
Tidak terkecuali tentang pasangan, yang bisa dikatakan setengah dari perjalanan hidup kita akan didampingi oleh pasangan kita, "benar bukan?!" Aku pun mulai berpikir bahwa pasangan ku kelak adalah orang yang mampu membawa ku ke surga. Setiap orang punya impian tentang sosok seperti apa pasangan yang mereka inginkan, tak terkecuali aku yang sangat menyukai kisah cinta Ali bin Abi Thalib yang bahkan dikatakan setan tidak tau jika mereka saling mencintai.
Selain pasangan tentu semua hal diinginkan ideal untuk bisa membawa kita lebih dekat ke surga, entah itu teman, lingkungan atau keluarga.
Pasangan seperti apa yang akan aku miliki? Teman yang seperti apa yang akan membawaku lebih dekat pada Rabbku? Dan keluarga seperti apa yang akan menjadi surga di duniaku? Itu akan dijawab oleh perjalanan ku, tentang perjalanan panjang ku dari lengan baju batik pendek sampai pada hand shock yang menutupi seluruh lenganku.
Takdir mengantarkan Hana menuju sebuah perjodohan. Siapa sangka laki-laki yang di jodohkan adalah orang duda anak satu yang tidak lain adalah Ayah dari anak didiknya.
Apa yang akan di lakukan Hana?
Menerima atau menolak?