Story cover for Why? by MtiaraSyfa
Why?
  • WpView
    Reads 658
  • WpVote
    Votes 59
  • WpPart
    Parts 8
  • WpView
    Reads 658
  • WpVote
    Votes 59
  • WpPart
    Parts 8
Ongoing, First published Apr 14, 2019
Kenapa?
kenapa aku hidup jika aku tidak pernah merasakan yang namanya bahagia?
kenapa aku dikelilingi oleh orang orang yang selalu menganggapku selalu salah?

kenapa oh kenapa?

beruntung aku memiliki seorang ibu dan seorang teman yang selalu sayang dan perhatian kepada ku.
beliau selalu ada disisi ku disaat aku terjatuh.

bagaimana dengan ayah ku? kakak ku? iya,mereka semua berbeda dengan ibu ku dan teman ku,ayah dan kakak ku selalu mengangapku salah,dan bahkan mereka benci kepada ku.
sungguh aku tak menyangka mengapa aku mempunyai keluarga yang seperti ini? mengapa orang yang kuanggap orang yang berharga tetapi malah membenci ku?

-----------

Ps:Monmaap jika ada salah kata,karena ini merupakan cerita pertama yang saya buat:)
semoga kalian suka🤗

Happy Reading!🙏
All Rights Reserved
Sign up to add Why? to your library and receive updates
or
#9kantin
Content Guidelines
You may also like
ABOUT ME : Aku Ingin Istirahat by zei_llyn
17 parts Ongoing
"Kamu harus mendapatkan nilai sempurna." Ucap papaku dengan suara tegas, seolah-olah aku tak punya pilihan selain menjadi sempurna di matanya. "Kamu harus selalu mengalah dengan kakakmu." Ucap mamaku tanpa ragu dan menuntut. Bagi mama, akulah yang harus mengerti kakak dan mengalah jika bertengkar dengan kakak entah kakak yang benar atau salah. "Ini semua salahmu! Andai saja aku tak memiliki adik sepertimu!" Ucap kakakku dengan mata penuh kebencian, seakan keberadaanku adalah kutukan yang merusak hidupnya. "Kakakmu itu sudah sangat menderita, jadi kamu harus mengerti dia." Ucap nenekku, seperti akulah yang membuat kakak semakin menderita. "kamu mah enak! kamu pintar dan punya orangtua kaya!! Ga ada yang kurang dari hidupmu." Ucap salah satu teman perempuanku dengan nada iri, tanpa tahu betapa sepinya hidupku. "kamu beda banget sama kakakmu ya. Kakak mu cantik banget, tapi kamu? Jelek parah." Ucap salah satu teman laki-lakiku sambil tertawa, seolah aku hanyalah lelucon menyedihkan di matanya. "Terima kasih... Kamu selalu menjadi pendengar yang baik." Ucap sahabatku dengan nada lembut, tapi entah kenapa kata-katanya terasa seperti pengingat bahwa aku hanya ada untuk mendengar, bukan untuk didengar. Lalu, kakek menatapku. Matanya teduh, penuh kasih, berbeda dari yang lain. "Apa kamu benar-benar baik-baik saja, cucuku?" Ucap kakekku, satu-satunya suara yang terdengar tulus di antara semua itu. Aku ingin menangis. Aku ingin berteriak bahwa aku tidak baik-baik saja. Aku ingin mengatakan bahwa aku lelah, bahwa aku tak tahu harus bagaimana lagi. Tapi aku tersenyum lebar pada kakekku. Aku menahan air mataku agar tak jatuh, karena aku tahu... air mata tidak akan mengubah apa pun. "Aku baik-baik saja." Ucapku dengan nada ceria yang ku paksakan, seperti biasa. • Hasil karya sendiri • bahasa baku dan non baku • maaf kalau ada kesamaan tempat, nama, dsb dalam cerita *** Happy_Reading ***
You may also like
Slide 1 of 10
ABOUT ME : Aku Ingin Istirahat cover
Menjadi Penengah Itu Sulit cover
(1) HIM ✔ cover
J E S I S C A cover
Just a Moment cover
𝐜𝐡𝐨𝐢 𝐬𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐝 𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐨𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠 cover
GIMEERA cover
broken home cover
Come Here, Lisa ✓ cover
ARA - REVISI cover

ABOUT ME : Aku Ingin Istirahat

17 parts Ongoing

"Kamu harus mendapatkan nilai sempurna." Ucap papaku dengan suara tegas, seolah-olah aku tak punya pilihan selain menjadi sempurna di matanya. "Kamu harus selalu mengalah dengan kakakmu." Ucap mamaku tanpa ragu dan menuntut. Bagi mama, akulah yang harus mengerti kakak dan mengalah jika bertengkar dengan kakak entah kakak yang benar atau salah. "Ini semua salahmu! Andai saja aku tak memiliki adik sepertimu!" Ucap kakakku dengan mata penuh kebencian, seakan keberadaanku adalah kutukan yang merusak hidupnya. "Kakakmu itu sudah sangat menderita, jadi kamu harus mengerti dia." Ucap nenekku, seperti akulah yang membuat kakak semakin menderita. "kamu mah enak! kamu pintar dan punya orangtua kaya!! Ga ada yang kurang dari hidupmu." Ucap salah satu teman perempuanku dengan nada iri, tanpa tahu betapa sepinya hidupku. "kamu beda banget sama kakakmu ya. Kakak mu cantik banget, tapi kamu? Jelek parah." Ucap salah satu teman laki-lakiku sambil tertawa, seolah aku hanyalah lelucon menyedihkan di matanya. "Terima kasih... Kamu selalu menjadi pendengar yang baik." Ucap sahabatku dengan nada lembut, tapi entah kenapa kata-katanya terasa seperti pengingat bahwa aku hanya ada untuk mendengar, bukan untuk didengar. Lalu, kakek menatapku. Matanya teduh, penuh kasih, berbeda dari yang lain. "Apa kamu benar-benar baik-baik saja, cucuku?" Ucap kakekku, satu-satunya suara yang terdengar tulus di antara semua itu. Aku ingin menangis. Aku ingin berteriak bahwa aku tidak baik-baik saja. Aku ingin mengatakan bahwa aku lelah, bahwa aku tak tahu harus bagaimana lagi. Tapi aku tersenyum lebar pada kakekku. Aku menahan air mataku agar tak jatuh, karena aku tahu... air mata tidak akan mengubah apa pun. "Aku baik-baik saja." Ucapku dengan nada ceria yang ku paksakan, seperti biasa. • Hasil karya sendiri • bahasa baku dan non baku • maaf kalau ada kesamaan tempat, nama, dsb dalam cerita *** Happy_Reading ***