Muslihin baru saja keluar dari bus yang ditumpanginya,karena cuaca agak panas pakaian yang ia kenakan dibuka.sebenarnya malam ini waktu untuk berziarah dimakam K.S.Kalijaga. Dua kopi hangat telah tersaji dengan kepulan asap yang menggoda,maklum saja kami santri dimanapun kapanpun kami tetap ngopi,bukan hanya kopi.Lintingan atau yang disebut rokoknya orang desa kami bergiliran meraciknya.Seperti Lintingan yang didepan ini,tak ayal ternyata walau satu rajang tembakau lintungan yang kami racik rasanya tak sama persis,itulah sekelumit selera manusia,tak ada satupun yang sama,satu guru,satu rumah,satu keluarga,tak ada yang sama,dan sikembarpun saya yakin tidak. "setiap manusia diciptakan dengan keunikanya masing-masing,agar kita tahu bahwa perbeda'an bukan untuk dijauhkan,namun saling mengisi kekosongan-kekosongan antara satu dan yang lainya" Kyai Parak 16 April 2019 ayo nyoblos!
4 parts